Sastra Tutur: Guritan Besemah yang Sebenarnya

Sastra Tutur: Guritan Besemah yang Sebenarnya

Sastra Tutur: Guritan Besemah yang Sebenarnya--pagaralampos

Berikutnya lanjut Satar, adalah guritan Raden Kesian Tanjung Beringin. 

Guritan ini berisikan sejarah tentang petulangan Raden Kesian ke Semarang. 

Dikisahkan, Raden Kesian membawa lari puteri kerajaan Medang Kamulan. 

Banyak hambatan yang dihadapi Raden Kesian. 

“Tanjung Beringin ini kira-kira berlokasi di Liku Sembilan, Bengkulu,” tutur Satar.

BACA JUGA: 9 Fakta Unik Uma Lengge, Wisata Budaya Di Kabupaten Bima NTB

Guritan yang berisikan sejarah lainnya adalah yang berjudul Panji Remayang Tanjung Auran, dan Ambung Tinggi. 

Menurut Satar, guritan-guritan ini muncul di abad 8 dan 9 M. 

Di zaman penjajahan Belanda, sebuah guritan fenomenal juga lahir dengan judul Perlawanan Rakyat Besemah. 

“Guritan Perlawanan Rakyat Besemah menceritakan sejarah perjuangan masyarakat besemah melawan penjajah Belanda,” paparnya.

BACA JUGA:Menikmati Keindahan Alam dan Budaya Lokal, 5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Wisata Padang Betuah Bengkulu

Lebih lanjut Satar menjelaskan, penggunaan bahasa dalam guritan juga tidak sembarangan.

Ia menyebutkan, bahasa yang digunakan dalam guritan adalah bahasa sastra yakni sebuah bahasa yang kaya makna.

“Bukan menggunakan bahasa sehari-hari,” sambungnya. Mengapa guritan yang berisikan selain sejarah justru lebih populer?

Satar memprediksi, itu lantaran adanya faktor kepentingan. Dengan menuturkan guritan yang berisi di luar sejarah, akan mendapatkan keuntungan pribadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: