6 Hidangan Kuliner Aneh di Indonesia Namun Menyehatkan, Yakin Berani Cobain?

6 Hidangan Kuliner Aneh di Indonesia Namun Menyehatkan, Yakin Berani Cobain?

6 Hidangan Kuliner Aneh di Indonesia Namun Menyehatkan, Yakin Berani Cobain?-Foto: net-

Sama halnya dengan sate ular, daging biawak mengandung protein tinggi dan berkhasiat menambah kejantanan para pria. Stamina pria pun bertambah, begitu klaimnya. Selain daging, lemaknya dimanfaatkan untuk bahan minyak oles dan juga sate. Sate biawak sering disebut “nyambik”, menurut orang Jawa. Biawak ini juga hidup di daerah sekitar sungai atau danau. Biawak juga termasuk hewan langka dan pendukung rantai makanan. Seharusnya sih tidak dikonsumsi. Bagaimana menurutmu?

4. Teripang

Teripang atau timun laut adalah makanan yang biasa dikonsumsi sebagian masyarakat. Teripang dijual di pasaran, kadang diolah menjadi sayur, tumis, bahkan keripik. Teripang mengandung protein tinggi. Namun, bila kamu tidak biasa dan pernah alergi makanan laut, lebih baik jangan deh.

BACA JUGA:5 Destinasi Wisata yang Populer di Purwodadi

5. Rujak Cingur

Rujak cingur sering dikonsumsi masyarakat daerah Jawa Timur, khususnya kota Surabaya. Kuliner khas kota Surabaya ini sering dipadu dengan sambal petis, kacang tanah, tempe, dan sayuran seperti timun. Rujak cingur pada dasarnya berbahan hidung sapi.

Cingur atau hidung sapi termasuk sejenis kikil yang biasa dikonsumsi. Teksturnya yang kenyal dan gurih bila dibumbui, membuat makanan ini nomor satu di daerah Jawa Timur. Mau coba?

6. Sate Ular

Ular? Ya ampun! Hewan berbisa ini ternyata memiliki kandungan protein tinggi dan diklaim dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Daging ular dianggap dapat menghangatkan tubuh, dan pastinya tidak beracun. Karena bisa sudah dihilangkan.

BACA JUGA: Pantai Pangubayan Bengkulu, Wisata Laut Wajib Masuk List Liburan Akhir Pekan!

Meskipun dikonsumsi masyarakat di warung-warung yang berjualan saat malam hari, namun ular termasuk hewan konservasi. Keberadaannya mulai punah, bahkan bila benar-benar punah, bisa merusak keseimbangan ekosistem dan rantai makanan. Duh!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: