Jadi Buruan Kolektor Barang Antik Luar Negeri

Jadi Buruan Kolektor Barang Antik Luar Negeri

TENUN: Peserta pelatihan tenun begitu antusias mengikuti materi tenun, yang disampaikan oleh tenaga pengajar dari Dekranasda Sumsel.-Foto: Madhon/Pagaralam Pos-

PAGARALAM POS, Pagaralam – Kain Perelung khas Besemah Pagaralam, memiliki ciri dan karakteristik yang begitu etnik, unik dan sangat primitif, sehingga kain Perelung menjadi buruan para kolektor barang antik luar Negeri.  

“Di Pagaralam sendiri, ada dua jenis kain perelung, yakni kain Perelung Hitam dan kain Perelung Merah, yang paling tua itu ialah kain Perelung Hitam,” jelas Ilham, tenaga pengajar asal Dekranasda Sumsel, saat dibincangi wartawan koran ini.

Sedangkan, kata Ilham, untuk kain Perelung Merah itu, ada di daerah Lahat dan juga di daerah Semendo, begitu pula di Muara Duo Kisam yang masih dalam rumpun Jurai Pasemah itu, pasti mereka memakai kain Perelung. Akan tetapi, rata-rata turunannya itu memakai kain Perelung Merah. “Kalau Perelung Hitam itu, khusus dataran tinggi Pasemah Pagaralam,” bebernya.

BACA JUGA:Kembali, Warga Terbawa Arus Ndikat

Ciri khas tenunan Perelung Pasemah itu sendiri, sambung Ilham, sangat etnik, sangat primitif dan sangat unik.

BACA JUGA:Ciptakan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Memanfaatkan Pekarangan Rumah

“Makanya, kain Perelung Pasemah ini hilang dari tahun 1970an, sebab para kolektor pemburu barang antik, telah mencari barang ini sejak zaman dahulu, mengingat barang ini menjadi incaran kolektor luar Negeri, karena kainnya sangat unik. Salahsatu kain songket halus di Sumsel. Salahsatunya itu ada di Pagaralam, ialah kain songket Pasemah,” imbuh Ilham.

BACA JUGA:Sukses Dikarir, Sukses Juga di Keluarga

Berdasarkan observasi di lapangan, dengan mendatangi masyarakat Pagaralam yang pernah mendapatkan cerita dari orangtuanya terdahulu, sebut Ilham, dahulu ada seorang Perelung yang menenun kain Perelung sebelum Jepang masuk. “Jadi kain Perelung punah, setelah Jepang masuk, karena invasi Jepang, perang, banyak masyarakat mengungsi dan bahan baku pembuatan kain perelung tidak ada, sehingga inilah yang menjadikan terputusnya generasi perelung di tanah Besemah,” jelasnya.

Ilham sendiri berharap, dengan adanya pelatihan Tenun Perelung ini, dapat mengangkat kembali wastra-wastra di Pagaralam, dengan mengangkat kain asli khas daerah. “Dan di Kota Pagaralam, ada kain asli khas daerah itu ialah kain Tenun Perelung, kita juga berharap kedepan masyarakat Pagaralam, ketika kain Perelung sudah diproduksi di Pagaralam, agar dapat dibeli dan dipakai, sehingga setelah bisa membudaya dari tingkat Desa hingga tingkat Kota, tentu ini akan membudaya lagi di tanah Besemah,” harapnya. (Cg09) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: