PAGARALAMPOS.COM - Di tengah lanskap perbukitan hijau dan udara sejuk khas pegunungan Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, terdapat sebuah desa adat yang menyimpan kekayaan budaya mendalam.
Bukan sekadar tempat tinggal, desa ini merupakan pusat identitas dan sejarah masyarakat Suku Lio di Flores—desa tersebut bernama Wologai.
Awal Mula Desa Wologai
Terletak di Kecamatan Detusoko, sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Ende, Desa Wologai diyakini telah ada selama berabad-abad, berdasarkan cerita lisan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Desa ini merupakan bagian dari kawasan adat milik Suku Lio, salah satu kelompok etnis utama yang mendiami wilayah Flores hingga saat ini.
BACA JUGA:Monitoring Kesehatan Hewan Qurban, Temuan Tim Keswan Seperti Ini
BACA JUGA:Rahasia Kacang Koro: Lima Manfaat Penting untuk Kesehatan yang Wajib Kamu Tahu
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, para leluhur memilih tempat ini karena diyakini memiliki kekuatan spiritual, ditandai oleh keharmonisan antara gunung, hutan, dan sumber air.
Bagi suku Lio, sebuah desa bukan sekadar tempat tinggal—ia adalah ruang sakral yang mempertemukan manusia dengan para leluhur mereka.
Pendirian desa dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip adat yang dipimpin oleh tokoh tradisional bernama mosalaki, yang memegang otoritas dalam aspek spiritual dan sosial.
Arsitektur dan Tata Ruang yang Sarat Makna
Keunikan Wologai sangat terlihat dari bentuk rumah adatnya, yang disebut sa'o ria. Rumah-rumah ini dibangun berbentuk panggung dengan atap kerucut tinggi yang terbuat dari ijuk, melambangkan hubungan vertikal antara alam, manusia, dan dunia roh.
BACA JUGA:Minum Air Jahe dan Serai Sebelum Tidur Malam Bermanfaat untuk Kesehatan Tubuh
BACA JUGA:7 Cara Efektif Menjaga Kesehatan Kulit Kepala agar Terbebas dari Ketombe
Di dalam rumah terdapat beberapa ruangan khusus, salah satunya keda, tempat penghormatan kepada leluhur.