Desa Wologai di Ende: Benteng Tradisi Suku Lio di Tengah Gempuran Zaman

Minggu 15-06-2025,13:52 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Seluruh desa dibangun mengelilingi sebuah lapangan utama yang disebut nua, pusat berbagai aktivitas adat.

Di tengah nua, berdiri batu-batu megalitikum yang dianggap sakral, menjadi pusat upacara seperti panen raya, penyambutan tamu kehormatan, hingga ritual memohon hujan.

Peran Sentral Mosalaki dalam Kehidupan Sosial

Dalam tatanan hidup masyarakat Wologai, mosalaki berperan penting sebagai penjaga nilai adat dan penyambung spiritual.

Selain bertugas dalam upacara adat, mereka juga menentukan keputusan penting menyangkut pembangunan, pernikahan, hingga pembagian lahan.

BACA JUGA:Minum Air Jahe dan Serai Sebelum Tidur Malam Bermanfaat untuk Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:7 Cara Efektif Menjaga Kesehatan Kulit Kepala agar Terbebas dari Ketombe

Sistem kepemimpinan ini diwariskan secara turun-temurun dan tetap dijalankan dengan penuh penghormatan, mencerminkan kuatnya rasa kolektivitas dan ketaatan pada nilai tradisi.

Keteguhan Menjaga Warisan di Tengah Arus Modern

Di saat banyak desa adat mulai kehilangan identitas akibat modernisasi, Wologai tetap setia mempertahankan budaya leluhurnya.

Salah satu tradisi khas yang masih rutin dilaksanakan adalah Etu, yakni pertunjukan adu tinju adat sebagai simbol rasa syukur sekaligus penyucian kampung.

Lebih dari sekadar adu fisik, Etu mencerminkan nilai kehormatan, persaudaraan, dan solidaritas antarpemuda.

Warga Wologai juga masih mengelola pertanian tradisional secara alami, menanam padi, jagung, dan umbi-umbian tanpa menggunakan bahan kimia atau mesin modern. Praktik ini menjadi bukti nyata filosofi hidup selaras dengan alam yang terus dijunjung tinggi.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Museum Puri Lukisan Ubud: Jejak Seni di Jantung Bali!

BACA JUGA:Menelusuri Jejak Peradaban Islam di Tanah Pasai: Sejarah Museum Malikussaleh!

Pesona Budaya yang Menggugah Wisatawan

Kategori :