Jika permintaan tersebut telah dipenuhi, maka pemusik akan melanjutkan dengan menabuh gondang dengan ritme tertentu.
Tahap ini dikenal dengan istilah tua ni gondang, yang berarti berkah dari musik gondang untuk seluruh peserta upacara.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Air Terjun Sigura-Gura: Keindahan dan Legenda di Tanah Batak!
3. Pantangan penari
Ada larangan yang harus dipatuhi oleh penari Tor Tor. Salah satunya adalah tangan penari tidak diperbolehkan melewati batas yang lebih tinggi dari bahu.
Jika larangan ini dilanggar, maka penari tersebut akan dianggap menantang siapa saja dalam pertarungan tenaga batin, ilmu gaib, pencak silat, dan berbagai hal lainnya yang terdapat di lokasi acara.
Lebih dari itu, penari yang melanggar juga diyakini akan mengalami kesialan dalam kehidupannya.
BACA JUGA:Sejarah Misteri Legenda Ikan Ajaib Danau Toba: Antara Mitos dan Jejak Budaya Batak!
4. Sebagai sarana komunikasi
Dari aspek seni, tari Tor Tor berperan sebagai tarian untuk perayaan atau sebagai bagian dari ritual dalam budaya Batak.
Di samping itu, dalam konteks upacara, tarian ini digunakan sebagai sarana komunikasi bagi masyarakat.
Hal tersebut terlihat melalui setiap gerakan tari Tor Tor.
Penonton dapat menyaksikan bagaimana interaksi dan gerakan penari dengan seluruh anggota tubuh dalam sebuah upacara perayaan.
BACA JUGA:Siapakah Suku Batak yang Sebenarnya? Temukan Fakta-Fakta Menariknya!
5. Penggunaan kain ulos
Penari Tor Tor biasanya mengenakan pakaian yang terbuat dari kain ulos.