Tidak ada catatan sejarah tertulis tentang erupsi besar Gunung Singgalang dalam zaman modern, yang membuatnya menjadi lokasi yang lebih aman bagi pendaki dan peneliti alam.
BACA JUGA:Perang Saudara Amerika Ketika Isu Perbudakan Mengoyak Negeri Adidaya
Keberadaan kaldera tua di puncaknya yang kini menjadi Telaga Dewi menandakan bahwa gunung ini dulunya pernah mengalami aktivitas vulkanik yang cukup signifikan.
Telaga ini kini menjadi daya tarik utama di puncak Gunung Singgalang dan kerap menjadi tujuan utama para pendaki.
Legenda dan Cerita Rakyat
Sebagai bagian dari budaya Minangkabau yang kaya akan sastra lisan, Gunung Singgalang juga memiliki berbagai legenda yang berkembang di masyarakat.
Salah satu cerita yang terkenal menyebutkan bahwa Gunung Singgalang dan Marapi dulunya adalah dua orang tokoh sakti yang bersaudara.
BACA JUGA:Sejarah Makam Karbala: Jejak Pengorbanan Imam Husain dan Spirit Perlawanan terhadap Ketidakadilan!
Mereka dikisahkan bersaing dalam menunjukkan kekuatan, hingga akhirnya salah satu dari mereka menjadi tenang (Singgalang), sementara yang lain terus menunjukkan letusan kemarahan (Marapi).
Kisah ini menjadi bentuk kearifan lokal dalam memahami fenomena alam di sekitar mereka.
Dalam cerita lainnya, Telaga Dewi di puncak Singgalang dipercaya sebagai tempat tinggal makhluk halus atau roh penjaga gunung.
Pendaki lokal seringkali menunjukkan sikap hormat dengan tidak bersikap sembarangan di sekitar telaga, mencerminkan hubungan spiritual antara manusia dan alam.
Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati
BACA JUGA:Sejarah Berdirinya Museum Taman Prasasti: Dari Pemakaman Kolonial Menjadi Warisan Budaya Jakarta!
Gunung Singgalang kaya akan flora dan fauna yang khas pegunungan tropis.
Di jalur pendakian, pendaki akan melewati hutan hujan lebat, pepohonan lumut, serta berbagai jenis tanaman anggrek hutan dan kantong semar.