PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu yang pernah berjaya di tanah Jawa pada abad ke-11 hingga awal abad ke-13.
Terletak di wilayah yang kini dikenal sebagai Kediri, Jawa Timur, kerajaan ini bukan hanya dikenal karena kekuatan politik dan ekonominya, tetapi juga karena kontribusinya yang besar terhadap perkembangan sastra Jawa Kuna.
Di masa inilah lahir berbagai karya sastra monumental yang menjadi fondasi kebudayaan Nusantara.
Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno setelah terjadi pemisahan kekuasaan oleh Raja Airlangga pada tahun 1045.
BACA JUGA:Menguak Sejarah Tugu Khatulistiwa: Penanda Garis Imajiner yang Mendunia!
Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua Panjalu (Kediri) dan Janggala, untuk menghindari perebutan takhta antara dua putranya.
Panjalu, yang kemudian dikenal sebagai Kediri, berkembang pesat di bawah pimpinan raja-raja yang bijak dan memiliki perhatian besar terhadap budaya dan sastra.
Di masa pemerintahan Raja Jayabaya (1135–1157), Kediri mencapai masa keemasan.
Jayabaya terkenal sebagai raja yang arif dan dipercaya memiliki kemampuan ramal.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Candi Kimpulan: Warisan Tersembunyi di Tengah Kampus!
Ramalan Jayabaya, yang dikenal sebagai Jangka Jayabaya, masih diyakini sebagian masyarakat Jawa hingga saat ini.
Selain sebagai raja, Jayabaya juga menjadi pelindung para pujangga dan budayawan.
Pusat Kebangkitan Sastra Jawa Kuna kediri dikenal sebagai pusat kebangkitan sastra Jawa Kuna, terutama dalam bentuk kakawin, yaitu puisi epik yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuna dan metrum Sanskerta.
Pada masa ini, banyak karya besar yang lahir dari tangan para pujangga istana.
BACA JUGA:Pangeran Antasari Simbol Perlawanan yang Nyaris Dihapus dari Sejarah