1. Prasasti Wurare (1289 M): Menceritakan penggabungan Jenggala dan Panjalu.
2. Prasasti Kudadu (1294 M): Mengisahkan pelarian Raden Wijaya dari Jayakatwang.
3. Prasasti Sukamerta (1296 M) dan Prasasti Balawi (1305 M): Menceritakan pernikahan Raden Wijaya dan penobatan Jayanegara.
4. Prasasti Prapancasapura (1320 M): Mengungkap nama Hayam Wuruk, Kummaraja Jiwana.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Benteng Tobo Ali, Simbol Kekuatan dan Perlawanan Lokal
BACA JUGA:Mercusuar Tanjung Kalian: Sejarah dan Keberlanjutan dalam Navigasi Maritim
5. Prasasti Karang Bogem (1387 M): Mengisahkan pengesahan wilayah perikanan.
6. Prasasti Waringin Pitu (1447 M): Menjelaskan aturan administrasi pemerintahan Majapahit.
7. Prasasti Jiwu (1486 M): Menceritakan pemberian tanah kepada seorang brahmana.
Prasasti-prasasti ini bukan hanya sebagai catatan sejarah, tetapi juga memberikan gambaran mengenai struktur pemerintahan, hukum, dan kehidupan sosial pada masa itu.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Jembatan Ampera: Landmark Palembang yang Bersejarah
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Masjid Agung Palembang: Tempat Ibadah yang Bersejarah
Kerajaan Majapahit menjadi simbol kejayaan dan kekuatan dalam sejarah Indonesia.
Meskipun mengalami keruntuhan, warisan budaya dan sejarah yang ditinggalkan masih dapat dirasakan hingga kini.
Majapahit memberikan pelajaran penting tentang kepemimpinan, kekuasaan, dan dinamika politik yang tetap relevan dalam konteks sejarah Indonesia modern.
Keberadaan Majapahit menunjukkan bahwa Indonesia pernah memiliki peradaban yang kaya dan beragam, yang pantas untuk dipelajari dan dihargai.