Mengapa Sejarah Kolonial Begitu Diabaikan? Temukan Jawabannya!

Mengapa Sejarah Kolonial Begitu Diabaikan? Temukan Jawabannya!

Mengapa Sejarah Kolonial Begitu Diabaikan? Temukan Jawabannya!--

PAGARALAMPOS.COM - Historiografi kolonial adalah suatu bentuk penulisan sejarah yang dilakukan oleh pihak penjajah (kolonial) yang berkuasa di suatu wilayah.

Dalam konteks Indonesia, historiografi kolonial mengacu pada penulisan sejarah oleh pemerintah kolonial Belanda selama masa penjajahan, yang berfokus pada perspektif penjajah, bukan masyarakat pribumi.

Penulisan sejarah ini seringkali bertujuan untuk memperkuat kekuasaan kolonial dan memberikan gambaran yang lebih menguntungkan bagi pihak penjajah, sementara mengabaikan atau merendahkan peran dan keberadaan masyarakat lokal.

Historiografi kolonial ini sangat dipengaruhi oleh tujuan penjajahan itu sendiri, yakni untuk mengontrol, mengeksploitasi, dan meredam potensi perlawanan dari rakyat yang dijajah.

BACA JUGA:Mengapa Taliban Kembali Menguasai Afghanistan?! Begini Sejarahnya!

Oleh karena itu, banyak informasi dan peristiwa yang penting bagi masyarakat Indonesia dikesampingkan atau disajikan dengan cara yang bias dan merugikan.

Penulisan sejarah kolonial sering kali lebih menonjolkan prestasi dan keunggulan pihak kolonial dalam mengatur negara jajahan, sementara peran dan perjuangan masyarakat pribumi sering digambarkan sebagai kekacauan atau bahkan sebagai ancaman yang perlu dibendung.

Ciri-ciri Historiografi Kolonial

Historiografi kolonial memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari historiografi yang ditulis dari perspektif Indonesia.

Beberapa ciri utama historiografi kolonial antara lain:

BACA JUGA:Apa Itu Aufklärung? Menyelami Masa Pencerahan yang Mengubah Sejarah Eropa!

Penyajian dari Perspektif Penjajah

Historiografi kolonial menulis sejarah dari sudut pandang penjajah. Pihak kolonial Belanda sering kali menggambarkan diri mereka sebagai penyelamat yang membawa peradaban kepada masyarakat Indonesia yang dianggap terbelakang.

Sering kali, hal ini disertai dengan narasi tentang "tugas peradaban" yang mereka anggap sebagai kewajiban moral untuk mengatur dan mendidik masyarakat pribumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: