Menggali Sejarah Majapahit Melalui Prasasti: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Minggu 27-10-2024,18:57 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Setelah kematian Gajah Mada pada 1364 dan Hayam Wuruk pada 1389, stabilitas Majapahit mulai terganggu. Kematian kedua pemimpin besar ini memicu sejumlah masalah, termasuk perselisihan suksesi yang mengarah pada perang saudara, yang dikenal sebagai Perang Paregreg.

Dalam konflik untuk memperoleh kekuasaan, Wikramawardhana, menantu Hayam Wuruk, dan Bhre Wirabhumi, putra dari selir Hayam Wuruk, terlibat dalam perseteruan. Akhirnya, Wikramawardhana menjadi pemimpin Majapahit hingga tahun 1427.

BACA JUGA:Mercusuar Tanjung Kalian: Sejarah dan Keberlanjutan dalam Navigasi Maritim

BACA JUGA:Jejak Sejarah di Tanjung Pinang: Rumah Kapiten Phang Tjong Toen

Setelah itu, kepemimpinan Majapahit berlanjut kepada beberapa pemimpin yang kurang berpengalaman.

Ratu Suhita (1429-1447) berupaya mengembalikan kejayaan Majapahit, namun tantangan yang dihadapi sangat besar.

Pada periode berikutnya, kerajaan ini mengalami kekosongan kepemimpinan dan penurunan yang semakin terlihat.

Puncak keruntuhan Majapahit terjadi dengan munculnya Kesultanan Demak, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa, pada tahun 1475.

BACA JUGA:Jejak Sejarah di Tanjung Pinang: Rumah Kapiten Phang Tjong Toen

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Wisma Ranggam: Dari Tempat Tinggal Pejabat Kolonial Hingga Situs Bersejarah

Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah, putra Bhre Kertabumi, yang merasa kecewa dengan kondisi Majapahit.

Di bawah pimpinan Sultan Trenggana (1521-1546), Kesultanan Demak menyerang Majapahit, yang akhirnya menyebabkan runtuhnya kerajaan ini pada tahun 1527.

 Peninggalan Sejarah

Majapahit meninggalkan banyak prasasti sebagai bukti sejarah kejayaannya. Beberapa prasasti penting yang ditemukan antara lain:

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Jembatan Ampera: Landmark Palembang yang Bersejarah

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Masjid Agung Palembang: Tempat Ibadah yang Bersejarah

Kategori :