8. Gangguan Hormon
Terong mengandung senyawa yang dikenal sebagai phytoestrogen, yang dapat mempengaruhi kadar hormon dalam tubuh.
Pada individu yang memiliki gangguan hormon, seperti PCOS atau kanker payudara yang sensitif terhadap estrogen, konsumsi terong mungkin perlu dibatasi.
Meskipun efek ini masih perlu diteliti lebih lanjut, penting untuk berhati-hati jika Anda memiliki kondisi hormon.
9. Kondisi Autoimun
Beberapa ahli percaya bahwa sayuran dari keluarga solanaceae, termasuk terong, dapat memicu reaksi dalam tubuh yang mengarah pada peradangan pada individu dengan kondisi autoimun.
Jika Anda memiliki penyakit autoimun seperti lupus atau multiple sclerosis, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai konsumsi terong dan sayuran serupa.
BACA JUGA:Tidak Hanya Lezat, Inilah Segudang Manfaat Sayur Bayam Bisa Menjaga Kesehatan Tubuh!
10. Mengandung Pesticida
Terong sering kali terpapar pestisida yang dapat berdampak buruk pada kesehatan. Jika Anda memiliki sensitivitas terhadap bahan kimia, mengonsumsi terong yang tidak organik dapat menyebabkan reaksi negatif.
Oleh karena itu, penting untuk memilih terong organik atau menghindari sayuran ini jika Anda khawatir tentang pestisida.
Terong adalah sayuran yang sehat dan bergizi, tetapi tidak semua orang dapat mengonsumsinya dengan aman.
Jika Anda memiliki alergi, penyakit jantung, gangguan ginjal, masalah pencernaan, rheumatoid arthritis, intoleransi terhadap solanin, diabetes, gangguan hormon, kondisi autoimun, atau kekhawatiran tentang pestisida, sebaiknya hindari terong atau konsultasikan dengan profesional kesehatan terlebih dahulu.
Selalu penting untuk mendengarkan tubuh Anda dan memahami bagaimana makanan tertentu memengaruhi kesehatan Anda.
Jika Anda merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi terong, pertimbangkan untuk mencari alternatif sayuran yang lebih sesuai dengan kebutuhan diet dan kesehatan Anda.
Dengan demikian, Anda dapat menjaga kesehatan pencernaan dan kesejahteraan secara keseluruhan.