Nagabanda dalam Spiritualitas: Mengungkap Simbolisme dan Perannya dalam Mencapai Nirwana

Selasa 10-09-2024,09:58 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Nagabanda, sebuah konsep yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "tali ular," menjadi simbol penting dalam kepercayaan Hindu, sering terlihat pada patung-patung besar di berbagai kuil.

Simbol ular ini berfungsi sebagai penjaga tempat suci dan juga melambangkan ikatan kuat antara individu, masyarakat, dan keterikatan dengan hal-hal duniawi.

Di Bali, Nagabanda biasanya terbuat dari kain dan dipakai dalam ritual ngaben, upacara kremasi jenazah.

Biasanya, simbol ini digunakan oleh mereka yang memiliki hubungan khusus dengan komunitas atau dianggap sebagai keturunan Dewa Agung, seperti raja, pendeta, atau keluarga dengan status sosial tinggi.

Dalam prosesi ngaben, Nagabanda berperan penting sebagai mediator yang membantu jiwa untuk mencapai kebebasan akhir atau nirwana.

Dalam beberapa kasus, simbol ini khusus dibuat untuk keluarga kerajaan atau pemuka agama Buddha di daerah tertentu, seperti di Budakeling, Karangasem.

Nagabanda sering digambarkan sebagai naga besar dengan wujud yang menakutkan, dengan mulut yang terbuka dan taring yang tajam.

Tubuh panjangnya dihiasi ukiran emas yang halus, dibentuk dari bahan seperti kayu dan bambu, kemudian dibungkus dengan kain berkilau.

Menurut Putu Ariyasa Darmawan, seorang ahli filsafat Hindu, Nagabanda melambangkan belenggu yang diwakili oleh ular naga. Dalam tradisi Hindu, belenggu ini mencerminkan keterikatan manusia pada nafsu dan hal-hal duniawi.

Filosofi dari teks Lontar Tattwa Bhatara Astapaka menjelaskan bahwa keterikatan ini mencakup harta benda, indra, serta keinginan yang disebabkan oleh ketidaktahuan.

Dalam ritual Pitra Yadnya, Nagabanda berfungsi sebagai sarana pembebasan jiwa dari ikatan duniawi, memungkinkan jiwa tersebut untuk mencapai moksha atau kebebasan spiritual.

Simbol ini juga mencerminkan hubungan antara alam semesta besar (makrokosmos) dan tubuh manusia (mikrokosmos), di mana bumi dijaga oleh naga-naga seperti Anantabhoga, Basuki, dan Taksaka, yang memegang keseimbangan elemen alam.

Dalam konteks upacara ngaben, penggunaan Nagabanda menggambarkan perjalanan spiritual jiwa, membantu memutus keterikatan duniawi dan membuka jalan menuju kebebasan yang lebih tinggi.

Nagabanda tidak hanya berfungsi sebagai simbol pelindung tetapi juga mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang eksistensi manusia serta keterhubungan dengan alam semesta, mengarahkan jiwa pada penebusan dan pembebasan sejati.

BACA JUGA:Film Sengkolo Pemandi Mayat, Angkat Kisah Budaya Jawa

Kategori :