Meskipun langkah-langkah strategis Wastu, perjalanan Kerajaan Sunda tidaklah mulus.
Peristiwa Bubat menjadi titik balik penting dalam sejarah Sunda, di mana Wastu Kañcana, keturunan Prabu Wastu yang masih kecil pada saat itu, memaksa pemerintahan sementara diserahkan kepada pengasuhnya, Hyang Bunisora.
Hal ini menunjukkan kompleksitas politik pada masa itu, di mana kekuasaan dan pengaruh dapat berubah tangan dalam upaya untuk mempertahankan integritas kerajaan.
Warisan Budaya dan Sejarah Kawali
BACA JUGA:Melacak Sejarah Kerajaan Galuh: Dari Masa Kekuasaan Hingga Peninggalan Bersejarah
Pemindahan pusat kerajaan dari Pakuan Pajajaran ke Kawali bukan hanya peristiwa sejarah biasa.
Ia menandai ketangguhan dan perjuangan sebuah kerajaan dalam menghadapi ujian zaman.
Kawali, dengan keindahan alam dan warisan sejarahnya, menjadi penanda penting dalam warisan budaya Sunda yang patut dilestarikan dan dipelajari oleh generasi masa kini.
Melalui pemahaman akan perjalanan sejarah ini, kita dapat lebih menghargai kekayaan budaya dan keberanian nenek moyang kita dalam menghadapi ujian zaman.
BACA JUGA:Legenda dan Prestasi Kerajaan Gowa Tallo: Menyusuri Warisan Islam di Sulawesi Selatan
Penutup: Menghargai Warisan Sejarah untuk Masa Depan
Kisah pemindahan pusat pemerintahan Kerajaan Sunda ke Kawali tidak hanya mengajarkan tentang kebijaksanaan politik pada masa lampau, tetapi juga memberi inspirasi bagi kita untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang kita miliki.
Melalui pemahaman dan penghargaan terhadap sejarah, kita dapat memastikan bahwa nilai-nilai perjuangan dan kebijaksanaan dari masa lalu tetap relevan dalam membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.*
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Selasa, 04 Juni 2024 - 05:45 WIB oleh Avirista Midaada dengan judul "Legenda Surawisesa, Istana Megah Kerajaan Sunda di Astanagede Kawali". Untuk selengkapnya kunjungi: