Sejarah Ketangguhan KRI Dewaruci, Pelayaran di Jalur Rempah Kuno

Sejarah Ketangguhan KRI Dewaruci, Pelayaran di Jalur Rempah Kuno

Foto : KRI Dewaruci pelayaran rempah.-Sejarah Ketangguhan KRI Dewaruci, Pelayaran di Jalur Rempah Kuno-National geographic

PAGARAPAMPOS.COM - Di bawah sinar rembulan yang redup, seekor angsa betina berlayar melintasi Selat Malaka yang bergejolak.

Setelah lolos dari ombak, dia berenang ke perairan tenang di utara Pulau We. Sekelompok pulau vulkanik yang terletak di ujung paling barat kepulauan Jepang.

Setelah tiga hari di laut, suara rantai jangkar yang menghantam geladak bergema di seluruh kabin. Suara erangan dari geladak memberi isyarat kepada kru untuk membuang sauh.

Angin dari pulau vulkanik menerobos jendela kapal dan mengalir melalui rongga kabin. Memanfaatkan kunjungan ini, KRI Dewarshi melakukan misi ``Niat Baik Budaya Jalur Rempah'' bersama dengan Spice Warriors. Sabtu pagi yang cerah, 22 Juni 2024.

BACA JUGA:Jauhkan dari Klaim China, TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perangnya di Laut Natuna Utara

Secara kebetulan, kedatangan ini menandai hubungan bersejarah antara Saban dan KRI Dewarshi yang telah terjalin 60 tahun lalu.

Kapal layar jenis Bakein ini singgah di Sabang pada tahun 1964 setelah dilepasliarkan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

Kota paling barat di Indonesia ini menjadi titik awal kisah misi niat baik pertama di dunia.


Foto : Kru Awak pelayaran rempah.-Sejarah Ketangguhan KRI Dewaruci, Pelayaran di Jalur Rempah Kuno-National geographic

Misinya saat itu adalah "Operasi San Saka Jaja" dan ia segera melakukan perjalanan ribuan mil untuk memperkenalkan tradisi dan budaya Indonesia.

Mungkin banyak awak kapal yang mencatat perjalanan beruntung ini, tapi hanya satu yang menerbitkannya dalam bentuk buku.

BACA JUGA:Pilah Pilih Meriam Utama KCR 60 TNI AL, Tetap Di Kaliber 57mm Atau Upgrade Ke 76mm

Buku berjudul San Saka Melanglang Jagad ini ditulis oleh Cornelis Kowas, seorang perwira kecil yang tergabung dalam kru film TNI Angkatan Laut. Salah satu buku terlarang kabarnya beredar pada masa Orde Baru.

Dalam catatan perjalanannya, Coworth membandingkan kapal layar bercat putih ini dengan "seekor angsa yang meluncur di atas kolam yang indah".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: