Legenda Keke Panagian: Punya Pesan Moral yang Mendalam dari Tanah Minahasa

Minggu 23-06-2024,07:35 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

Keinginan yang Terpendam

Puncak dari kisah ini terjadi saat desa Wanua Uner menggelar pesta syukur selepas musim panen. 

Pesta ini sangat dinantikan oleh seluruh warga, terutama karena tarian Maengket yang menggambarkan rasa syukur atas panen yang berhasil. 

BACA JUGA:Ungkap Misteri Cepuri Parangkusumo! Tempat Petilasan Pertemuan Raja dan Nyi Roro Kidul di Pantai Parangkusumo

Panagian sangat ingin ikut serta dalam pesta tersebut, namun orang tuanya melarangnya. 

Pada malam pesta, Panagian yang sangat kecewa berdandan dengan pakaian terbaiknya dan memohon izin kepada orang tuanya sekali lagi. 

Namun, Pontohroring dan Mamalauan tetap tidak mengizinkannya.

Keajaiban di Malam Pesta

BACA JUGA:Dibalik Pesona Kota Pagar Alam, Inilah 3 Misteri dan Keajaiban Alam yang Memikat

Merasa sangat sedih, Panagian tiba-tiba melihat sebuah cahaya memasuki kamarnya dan membentuk jalan menuju tanah lapang tempat pesta berlangsung.

Ia mengikuti cahaya itu dan tiba di tengah keramaian pesta. 

Semua orang terkesima melihatnya, dan saat tarian Maengket dimulai, Panagian menari dengan sangat lihai meski itu adalah kali pertama ia menari Maengket. 

Setelah berpesta hingga fajar, Panagian pulang dengan terburu-buru. 

BACA JUGA:Kebenaran Cerita Mistis dan Misteri dari Bengkulu. Ada Kisah Apa Saja? Ini Ulasannya!

Orang tuanya sangat marah dan kecewa karena Panagian melanggar perintah mereka. Meskipun Panagian memohon maaf, Pontohroring dan Mamalauan tetap mengusirnya.

Perjalanan Menuju Langit

Kategori :