Gabriel menilai bahwa jika disetujui, hal ini akan memberikan dampak positif, tetapi jika ditolak, akan berdampak besar terhadap harga altcoin.
Meskipun demikian, saat ini Gabriel memperkirakan bahwa pasar aset kripto akan tetap bergerak sideways, dengan support BTC di kisaran US$50.000 - US$53.000 dan resistance di US$68.000.
"Kondisi sideways akan berjalan selama 3-4 bulan ke depan," katanya.
Sementara itu, CEO Indodax, Oscar Darmawan, juga menyatakan optimisme bahwa nilai aset kripto akan kembali naik di tengah kondisi saat ini.
BACA JUGA:8 Daftar Investor Bitcoin Paling Kaya di Tahun 2024, Simak Selengkapnya Disini!
"Sentimen yang dapat mengangkat harga aset kripto ini termasuk adanya kepastian regulasi yang lebih jelas, peningkatan adopsi dan penggunaan dalam industri, serta perkembangan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan jaringan blockchain," paparnya.
Oscar memproyeksikan bahwa di akhir tahun ini, harga BTC akan mencoba menembus Rp 1,5 miliar.
Dia juga menyarankan untuk melakukan riset mendalam tentang proyek kripto tertentu, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harga, serta memiliki rencana manajemen risiko yang jelas.
Diversifikasi portofolio juga merupakan strategi yang direkomendasikan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan dalam jangka panjang.
BACA JUGA:Daftar Platform Trading Bitcoin Resmi dan Diakui Pemerintah di Indonesia
Dalam konteks investasi saat ini, Gabriel menyarankan investor untuk fokus pada aset Bitcoin.
Menurutnya, aliran dana masih didominasi oleh BTC, dengan hanya sebagian kecil dana yang masuk ke altcoin.
"Artinya uang masih berputar di BTC dan belum uang keluar ke altcoin. Jadi investor sebaiknya untuk heavy Bitcoin dan yang ideal 60% BTC, baru sisanya di altcoin," jelasnya.***