Wafatnya Sisingamangaraja XII pun menjadi akhir dari kesaktian dinasti, atau tidak ada lagi gelar Sisingamangaraja.
Sebab gelar tersebut hanya diperuntukkan bagi raja yang memiliki kesaktian.
Adapun keturunan selanjutnya hanya disebut generasi XIII, IX, XV, dan seterusnya.
BACA JUGA:Perjalanan Sejarah, Jejak Kerajaan di Tengah Kehidupan 5 Suku Sulawesi Utara
BACA JUGA:Arkeolog Berhasil Temukan Kastil Bersejarah 600 Tahun di Bawah Galian Hotel Mewah
Marga Sinambela di kampung Bakkara memiliki jasa dalam menyatukan negeri Batak.
Berdasarkan kisah yang dipercaya oleh masyarakat, masyarakat Batak yang mulanya terpisah dan penuh kekacauan, bahkan jauh dari ajaran Mulajadi Nabolon (Tuhan dalam mitologi Batak), akhirnya disatukan oleh Sisingamangaraja I.
Seorang suami dari keluarga Sinambela bernama Bona Ni Onan selalu berpergian jauh karena diperintah Mulajadi Nabolon. Sedangkan istrinya, Boru Pasaribu tetap di Bakkara.
Ia menginginkan seorang anak, untuk itu dirinya pergi bertapa ke sebuah gua di Tombak Sulusulu.
BACA JUGA:Gali Hotel! Arkeolog Berhasil Temukan Kastil Bersejarah di Bawah Hotel!
BACA JUGA:Keragaman Suku Bangsa Arab, Simak Sejarah dan Kisah Pertemuan dengan Rasulullah SAW
Doa terkabul, di gua itu pula terlahir seorang anak laki-laki yang disambut dengan gempa bumi.
Ialah Sisingamangaraja I yang dari kecil sudah diyakini akan menjadi raja karena memiliki sifat/kekuatan yang diberkati Tuhan.
Sisingamangaraja memiliki banyak kesaktian seperti dapat menyembuhkan orang sakit dan menurunkan hujan.
Ada pula mata air yang dipercaya menjadi salah satu kesaktian juga mampu menyembuhkan segala penyakit.
BACA JUGA:Sejarah dan Kebudayaan Suku Bangsa Arab di Era Rasulullah