PAGARALAMPOS.COM - Timur Tengah menjadi surga tersendiri bagi arkeolog. Mereka pergi ke sana untuk mempelajari reruntuhan, artefak berharga, hingga fosil tulang ribuan tahun.
Namun, mereka dilarang menyentuh kuburan muslim.Namun, pencarian fakta para arkeolog berhenti ketika menemukan kerangka manusia berumur lebih dari satu abad.
Kementerian Kebudayaan dan Purbakala Bahrain menyebut, arkeolog dilarang menyentuh fosil tulang yang dimakamkan secara Islam.
Di Bahrain dilarang menyentuh jenazah orang yang dikuburkan secara agama Islam,” tegas Salman Almahari, Kepala Kementerian Kebudayaan dan Purbakala. Kebijakan ini, kata Salman hanya berlaku untuk situs makam muslim, tetapi ada pengecualian terhadap kuburan pra-Islam.
BACA JUGA:Peta-Peta Penting Sepanjang Sejarah Kartografi, Dari Yang Kuno Hingga Pencetus Globe
BACA JUGA:Jadi Bukti Peradaban Manusia di Zaman Batu! Arkeolog Berhasil Temukan Benteng Prasejarah di Serbia
Manusia sepertinya harus lebih yakin bahwa kebudayaan yang ada di Bumi saling mempengaruhi.
Temuan berikut ini akan membuat gempar siapa saja. Sebuah pameran di Museum Enköping mengejutkan banyak pihak.
Para periset dari Universitas Uppsala menemukan bahwa sebuah tenunan yang ditemukan pada kuburan Viking sebenarnya berisi naskah Arab kuno.
Timur Tengah adalah harta karun bagi para arkeolog. Mereka berkumpul di sana dari seluruh dunia untuk mempelajari artefak berharga, reruntuhan, dan fosil tulang kuno.
BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan
BACA JUGA:Kekayaan Budaya Pulau Yap, Sejarah dan Makna Batu Rai sebagai Mata Uang Tradisional
Namun secara umum, penelitian terhenti ketika mencoba mempelajari kerangka manusia yang meninggal dalam 1.400 tahun terakhir.
"Di Bahrain dilarang menyentuh jenazah orang yang dikuburkan berdasarkan agama Islam," jelas Salman Almahari, kepala pelestarian warisan di Kementerian Kebudayaan dan Purbakala, otoritas yang bertanggung jawab atas penggalian di pulau tersebut, dikutip dari Al Fanar Media.
"Setiap kali kami menggali situs Islam, kami berhenti jika menemukan kuburan. Tetapi pada kuburan zaman pra-Islam kita bebas melakukan apapun yang kita inginkan," katanya.