Mengapa Arkeolog Dunia Dilarang Ganggu Kuburan Muslim di Arab? Simak Alasannya Disini!

Kamis 23-05-2024,12:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Ia menyebutkan, para peneliti harus menghormati Muslim yang meninggal, sesuai dengan keyakinan agamanya. 

BACA JUGA:Candi Atau Pesanggrahan, Situs Gumbirowati Konon Ada Jejak Mataram, Kini Jadi Wisata Sejarah di Gunung Kidul

BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan

Sebaliknya, di Eropa, menggali tulang dari zaman kuno hingga sisa-sisa manusia yang baru berusia satu atau dua abad merupakan hal yang lumrah. Bahkan mantan raja Inggris pun tidak terkecuali.

Namun perbedaan keyakinan berarti bahwa pengetahuan arkeologi tentang kehidupan di dunia Arab sejak berdirinya Islam tidak memiliki data penting dibandingkan dengan periode waktu yang sama di Barat.

"Ini merupakan peluang yang hilang, namun hal ini juga dapat dimengerti," kata Timothy Insoll, seorang profesor Arkeologi Afrika dan Islam di University of Manchester di Inggris.

Dia mengatakan, larangan menggali kuburan umat Islam adalah kebijakan di sebagian besar dunia Islam, bukan hanya di Timur Tengah.

BACA JUGA:Penemuan Arkeologis di Inner Mongolia, Cangkang Naga yang Mengungkap Sejarah Budaya Hongshan

BACA JUGA:Desa Bejijong, Tempat Bersejarah yang Membawa Kembali Kehidupan dan Kebesaran Majapahit

Ia tidak mempermasalahkan pencabutan larangan tersebut karena menurutnya penting bagi akademisi untuk menghormati budaya di negara tempat mereka melakukan penelitian. 

Namun kebijakan tersebut telah mengubah pandangan para arkeolog mengenai sejarah terkini di wilayah tersebut.

"Arkeologi di dunia Islam cenderung mengarah ke seni, yang berfungsi untuk memperkuat pandangan tentang hal-hal indah dan arsitektur daripada gambaran keseluruhan," jelasnya.

"Kami tidak tahu apa-apa tentang catatan penyakit. Kami mendapat gambaran tentang usia kematian dari batu nisan, tapi hanya orang kaya yang mampu membeli batu nisan," tambahnya.

BACA JUGA:Sejarah Bajak Laut di Kekaisaran Tiongkok, Berlayar Bersama Armada 80.000 Perompak

BACA JUGA:Firaun Punya Lima Nama Berbeda, Begini Sejarah Mesir Kuno

Selain itu, para arkeolog di wilayah tersebut tidak mengetahui banyak tentang kematian anak, kematian gender, atau pola migrasi manusia karena studi tentang kuburan Muslim tidak diizinkan.

Kategori :