Sementara itu, respons dari masyarakat terhadap ajakan ini cukup positif. Banyak yang merasa terdorong untuk mulai memanfaatkan halaman pekarangan mereka untuk bercocok tanam.
"Ini adalah langkah yang tepat. Selain dapat memenuhi kebutuhan keluarga, kita juga dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan sehat," ujar salah satu warga, Ahmad, yang sudah mulai menanam beberapa jenis sayuran di halaman rumahnya.
Tidak hanya itu, langkah ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat dan lembaga swadaya masyarakat.
Mereka menyatakan kesiapannya untuk memberikan bantuan teknis dan pelatihan kepada masyarakat dalam hal pengelolaan tanaman dan perikanan di tingkat rumah tangga.
Namun, tantangan tetap ada di depan. Salah satu di antaranya adalah kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mengelola tanaman dan perikanan secara efektif.
Oleh karena itu, pendekatan yang holistik dan berkelanjutan perlu diterapkan, termasuk melalui pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan.
Di tengah upaya untuk mencapai ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait lainnya akan menjadi kunci keberhasilan.
Hanya dengan kerjasama yang kuat, cita-cita untuk menciptakan masyarakat yang mandiri secara pangan dan lebih produktif dapat terwujud.
BACA JUGA:Kasdam II/Swj Pimpin Apel Pelantikan 116 Prajurit Tamtama di Makodam
Dengan demikian, langkah-langkah kecil seperti memanfaatkan halaman pekarangan rumah untuk bercocok tanam bukan hanya merupakan langkah praktis untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, tetapi juga sebuah pernyataan akan kekuatan kolaborasi dan kesadaran akan pentingnya menjaga sumber daya alam untuk generasi yang akan datang. *