Mengulik Sejarah dan Keunikan Suku Baduy yang Milliki Kehidupan Tentram

Selasa 14-05-2024,06:57 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

BACA JUGA:Profil Provinsi Sumatera Selatan, Melacak Jejak Sejarah dan Pesona Alamnya

Masyarakat Suku Baduy, terutama Baduy Dalam bermata pencaharian sebagai petani atau penggarap ladang, serta memelihara ternak.

Sementara para perempuan Baduy memiliki keahlian menenun dengan tenun halus untuk pakaian dan tenun kasar untuk ikat kepala serta ikat pinggang.

Untuk membawa peralatan sehari-hari, Suku Baduy juga membuat tas yang terbuat dari kulit pohon terep yang bernama koja atau jarog.

Dalam tatanan masyarakatnya, pemimpin Suku Baduy disebut Pu’un, asisten pemimpin Suku Baduy disebut Jaro, dan pemimpin adat disebut Kejeroan. 

BACA JUGA:Tradisi Perkawinan Sedarah Firaun, Sejarah Mesir Kuno

BACA JUGA:Eksplorasi Wisata Situbondo, 11 Tempat Wisata Alam dan Sejarah yang Memukau

Selain itu, masyarakat Suku Baduy sendiri dikenal memiliki kepercayaan Sunda Wiwitan. 

Tempat sembahyang umat Sunda Wiwitan adalah pamunjungan atau kabuyutan, yaitu tempat punden berundak yang biasanya terletak di bukit.

Baduy atau Kanekes adalah salah satu desa di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. 

Di dalamnya terdapat suku Baduy atau urang Kanekes yang merupakan sekelompok masyarakat yang memegang teguh kearifan lokal.

BACA JUGA:Jelajahi petualangan seru di Situbondo melalui 11 destinasi wisata alam dan bangunan bersejarah

BACA JUGA:Penemuan Mencengangkan, Fakta Artefak Bersejarah dan Kerangka Manusia dari Kapal Perang Kuno

Populasinya kurang lebih 26.000 jiwa dan terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. 

Perbatasan antara kedua wilayah tersebut ditandai dengan sebuah gubuk terbuat dari bambu sebagai tempat menginap suku Baduy Dalam ketika mereka berladang.

Suku Baduy memang sangat ketat memegang adat istiadat, tetapi bukan wilayah terisolasi atau terasingkan dari perkembangan dunia luar. 

Kategori :