Tradisi Perkawinan Sedarah Firaun, Sejarah Mesir Kuno

Tradisi Perkawinan Sedarah Firaun,  Sejarah Mesir Kuno

Foto : Tradisi mesir kuno.-Tradisi Perkawinan Sedarah Firaun, Sejarah Mesir Kuno-National geographic

PAGARALAMPOS.COM - Tradisi budaya Mesir kuno benar-benar merupakan tempat yang aneh, yang keyakinan dan praktiknya sangat berbeda di zaman modern. Salah satunya adalah kebiasaan para firaun melakukan praktik perkawinan sedarah dalam sejarah Mesir kuno. 

Sekilas, praktik ini mungkin tampak tidak biasa, bahkan tabu, bagi zaman modern. Namun, dalam konteks kebudayaan Mesir kuno, hal ini berakar kuat pada keyakinan agama, strategi politik, dan norma-norma masyarakat.

Motivasi Politik Pernikahan Kakak-Adik

Posisi firaun, tidak kebal terhadap tantangan, baik dari dalam keluarga kerajaan maupun dari pihak luar. 

Menikahi saudara perempuan dalam sejarah Mesir kuno merupakan manuver politik yang cerdik dan memiliki banyak manfaat.

BACA JUGA:Menguak Misteri Sosok Cleopatra Sebenarnya, Ratu Ikonik di Sejarah Mesir Kuno

Yang pertama dan terpenting, perkawinan ini memastikan garis suksesi yang jelas dan tidak terbantahkan.

Di mana perebutan kekuasaan dan klaim takhta dapat menyebabkan kerusuhan sipil atau bahkan perang, mempertahankan garis keturunan dalam keluarga dekat dapat meminimalkan potensi perselisihan.

Seorang putra yang lahir dari persatuan antara firaun dan saudara perempuannya dipandang memiliki darah bangsawan paling murni, sehingga klaimnya atas takhta tidak dapat disangkal.

Selain itu, menikah dalam keluarga akan mengkonsolidasikan kekuatan dalam sejarah Mesir kuno. Dengan mencegah aliansi dengan keluarga berpengaruh lainnya, firaun memastikan bahwa pusat kekuasaan tetap berada di garis keturunan langsung.

BACA JUGA:Tak Ada Bukti Dibangun Alien dan Bangsa Atlantis Ternyata Bangsa Ini Membangun Piramida Mesir Kuno

Pernikahan eksternal dapat menghasilkan aliansi, namun hal ini juga menimbulkan risiko perpecahan loyalitas atau potensi keluarga eksternal untuk mengumpulkan pengaruh yang cukup untuk menantang takhta.

Seorang saudara perempuan ratu, yang tumbuh di lingkungan yang sama dan berbagi pendidikan yang sama, lebih mungkin menjadi sekutu terpercaya, memastikan bahwa keputusan dan kebijakan firaun didukung dan dilaksanakan tanpa perselisihan.

Selain itu, pernikahan saudara kandung ini merupakan wujud komitmen Firaun terhadap tradisi dan stabilitas di depan umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: