Mengenal 'Nyande', Gadai Ala Suku Besemah Saat Terdesak Kebutuhan

Selasa 23-05-2023,00:15 WIB
Reporter : Pidi
Editor : Bodok

TRANSAKSI gadai kantor Pegadaian beda dengan nyande yang berlaku jamak di tengah masyarakat Besemah. Di sini, sebagian besar objek  yang digadaikan nasabah berupa emas.

BACA JUGA:Guritan! Seni Tradisional Suku Besemah, Menggunakan Bahasa Lokal Yang Masih Terjaga

Lalu diikuti dengan kendaraan bermotor sebangsa motor dan mobil. “Barang elektronik ada yang digadai, tapi tak sebanyak emas,” tutur Ipan, pengelola PT Pegadaian Unit Pagaralam, beberapa waktu lalu.

Menurut Ipan, emas lebih banya digadai lantaran bagi nasabah, nilainya lebih tinggi ketimbang barang lainnya. Ketika digadai, nasabah akan mendapatkan pinjaman yang besar, sesuai dengan harga emas terkini.

Pendek kata, ketika harga emas naik, maka pinjaman yang didapat nasabah akan berlipat.

Transaksi gadai di kantor Pegadaian juga jarang dilakukan kaum adam. Ipan memperhatikan, sebagian besar nasabah yang datang ke kantornya, adalah kaum hawa.

BACA JUGA:BESEMAH! Satu Dari 12 Suku Yang Ada di Sumsel, Ternyata Suku Besemah Menolak Tunduk Kepada Penjajah

Ia menyebut, 75 persen yang datang untuk gadai barang ke Pegadaian Pagaralam adalah wanita. Sisanya atau 25 persen adalah lelaki.

“Dari 10 nasabah, 8 orang di antaranya adalah wanita. Sisanya baru lelaki,” ucapnya.

Mengapa bisa demikian? Menurut Ipan, hal itu terkait dengan kebiasaan hidup. Seorang wanita kata dia, biasanya merupakan manager keuangan dalam rumah tangga.

Karenanya, lebih paham dengan kebutuhan dalam rumah tangga, ketimbang laki-laki. Kemudian, lanjutnya, lantaran faktor bahwa laki-laki tidak biasa untuk menggadai barang.

“Laki-laki biasanya lebih memilih cara lain ketimbang menggadaikan barang,”tuturnya.

Kategori :