Dia menyebut, umumnya warung-warung itu jarang yang menjajakan kuliner besemah. Bahkan tidak ada.
“Memang ada beberapa warung yang tetap mencoba menjajakan kuliner Besemah. Sayang, tidak banyak yang bertahan lama,”ungkapnya.
Selain warung, lanjut Satar, di rumah-rumah warga pun kini jarang-bahkan sulit-untuk menemukan kuliner besemah.
BACA JUGA:Surganya Kuliner! Inilah 5 Sjaian Tradisional Khas Jambi yang Bakal Memanjakan Lidahmu
“Jeme Besemah kini jarang yang membuat kuliner Besemah. Ini juga membuat kuliner besemah lenyap,”katanya.
Lalu mengapa kuliner besemah mulai dilupakan seperti itu? Menurut Satar ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab.
Di antaranya kata dia, karena warga saat ini cenderung tidak bangga dengan budaya sendiri.
“Nampaknya, ada kecenderungan jeme kita ini tidak percaya diri. Lebih bangga dengan budaya orang lain, termasuk soal kuliner,”sebutnya.
BACA JUGA:Menikmati Kelezatan Kuliner Tradisional Khas Jambi yang Nikmat
Karena tidak percaya diri imbuh dia, semua kuliner daerah luar ditiru. Sementara, kuliner besemah sendiri dilupakan.
Seperti dicontohkannya nasi ibat. Saat ini warga lebih menyukai nasi kotak ketimbang nasi ibat.
“Padahal dari sudut budaya, nasi ibat merupakan ciri khas Besemah,”terangnya. (Lihat daftar menu kuliner Besemah)
Mungkin karena faktor rasanya? Satar meyakinkan, semua kuliner Besemah memiliki citarasa yang khas, tidak didapati di kuliner dari daerah lainnya.
BACA JUGA:Inilah 7 Rekomendasi Tempat Wisata Kuliner Paling Hits di Kuala Lumpur
“Semuanya memiliki citarasa tersendiri. Disukai semua orang,”katanya memastikan.
Harus Dihidupkan Kembali