Gunung Kaba Menggeliat: Fenomena Alam Langka Bangkitkan Daya Tarik Wisata Bengkulu
Gunung Kaba Menggeliat-net-kolase
PAGARALAMPOS.COM - Gunung Kaba, salah satu gunung berapi aktif yang terletak di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta alam dan masyarakat setempat.
Gunung yang memiliki dua kawah utama ini menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik ringan sejak awal Oktober 2025, menarik perhatian Badan Geologi dan para wisatawan sekaligus.
Gunung Kaba, dengan ketinggian sekitar 1.938 meter di atas permukaan laut, merupakan bagian dari kawasan Bukit Barisan yang memanjang di sisi barat Pulau Sumatra.
BACA JUGA:Sejarah Bukittinggi: Kota Perjuangan dan Warisan Budaya Minangkabau!
Dikenal dengan keindahan panoramanya dan kawah aktif yang mengeluarkan asap putih, gunung ini telah lama menjadi destinasi favorit para pendaki dan fotografer alam.
Menurut laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), terdapat peningkatan gempa vulkanik dangkal dan tremor lemah yang terekam di pos pengamatan gunung api.
Meski statusnya masih berada pada Level I (Normal), masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak mendekati bibir kawah sejauh 1 km.
“Kami terus melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas Gunung Kaba. Sejauh ini, tidak ada indikasi letusan besar, namun kami tetap siaga,” ujar Andika Prasetya, Kepala Pos Pemantauan Gunung Kaba.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Istana Pagaruyung: Warisan Megah Kerajaan Minangkabau!
Fenomena alam ini justru membawa dampak positif bagi sektor pariwisata lokal. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang untuk menyaksikan langsung keindahan alam Gunung Kaba yang sedang ‘menggeliat’. Beberapa operator wisata bahkan mencatat peningkatan jumlah pengunjung hingga 30% dibanding bulan sebelumnya.
Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama Dinas Pariwisata tengah mempersiapkan sejumlah program edukasi tentang gunung api bagi wisatawan, agar mereka bisa menikmati pesona Gunung Kaba tanpa mengabaikan aspek keselamatan.
Di sisi lain, masyarakat di sekitar kaki gunung tetap menjalankan aktivitas sehari-hari dengan normal. Warga Desa Sumber Urip dan Selupu Rejang, yang menjadi pintu masuk utama pendakian, justru mengembangkan usaha kecil seperti penyewaan alat camping dan warung makan tradisional.
Gunung Kaba memang bukan hanya simbol kekuatan alam, tetapi juga harapan bagi peningkatan ekonomi masyarakat lokal melalui pariwisata berkelanjutan. Jika dikelola dengan baik, potensi alam ini bisa menjadi aset unggulan Bengkulu yang mendunia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
