Sejarah Berdarah Inilah Jejak Kelam Westerling yang Masih Membekas di Sulawesi
--
PAGARALAMPOS.COM - Sulawesi Selatan Tahun 1946.
Udara belum tenang, tanah belum reda dari dentuman senjata.
Di tengah kekosongan pemerintahan yang baru saja ditinggal Jepang dan belum sepenuhnya diambil alih Republik, datanglah pasukan asing.
Bukan sekadar tentara, Mereka membawa cara baru lebih cepat, lebih dingin, dan lebih brutal.
BACA JUGA:Terungkap Jejak Islam Abad 13 di Nusantara yang Mengubah Sejarah Bangsa
Nama itu Raymond Westerling.
Mayor muda dari pasukan khusus Belanda, Depot Speciale Troepen (DST).
Wajahnya tidak asing di medan tempur.
Lahir di Istanbul, berdarah Yunani-Armenia, Westerling adalah perpaduan darah panas dan kepala dingin.
Tapi Sulawesi melihat sisi lain darinya yang jauh lebih dingin dari sekadar strategi perang.
BACA JUGA:Sejarah Gunung Telomoyo: Keindahan Alam dan Kekuatan Geologi yang Tersembunyi!
Dari Desember 1946 hingga Februari 1947, Westerling memimpin operasi kontra-gerilya yang mereka sebut penumpasan ekstremis.
Tapi di mata rakyat, itu adalah pembantaian.
Cara kerja Westerling sederhana, tapi mengerikan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
