Kolintang, Harmoni dari Sulawesi Utara: Sejarah dan Budaya di Balik Alat Musik Tradisional

PAGARALAMPOS.COM - Kolintang adalah alat musik tradisional yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Alat ini digunakan dalam berbagai upacara adat, pertunjukan seni, serta kegiatan budaya sehari-hari masyarakat Minahasa.

Bentuk Kolintang mirip gamelan, tetapi memiliki karakter suara yang lebih ringan, ritmis, dan khas.

Seiring waktu, alat musik ini terus mengalami perkembangan sejalan dengan budaya lokal.

Asal Usul Kolintang

Nama "Kolintang" berasal dari suara ketukan bilah kayu saat dipukul, terdengar seperti “koling… tang!”. Awalnya, Kolintang dibuat dari kayu dengan ukuran tertentu agar menghasilkan nada spesifik, dan dilengkapi tali atau senar untuk memperjelas getaran suara.

Alat musik ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-17, bersamaan dengan perkembangan budaya Minahasa.

BACA JUGA:Yuk Ungkap Rahasia Lezat di Balik Sajian Kuliner Tradisional yang Bikin Kangen

Pengaruh budaya Eropa, terutama Belanda, sempat membentuk bentuk dan teknik permainan Kolintang, tetapi alat ini tetap mempertahankan ciri khas lokal yang unik.

Bentuk dan Cara Bermain

Kolintang dimainkan dengan dua stik kayu yang dipukul pada bilah-bilah kayu. Di Minahasa, Kolintang mengiringi tarian, lagu daerah, dan berbagai upacara adat.

Kini, alat musik ini juga digunakan dalam pertunjukan modern yang memadukan unsur tradisional dan kontemporer.

Kolintang dalam Era Modern

Sejak akhir abad ke-20, Kolintang mulai dikenal luas, bahkan di tingkat internasional. Musisi dari berbagai negara tertarik mempelajari dan memperkenalkan Kolintang sebagai bagian dari kekayaan musik tradisional Indonesia.

BACA JUGA:Lezat dan Unik, 5 Kuliner Khas Kepulauan Selayar yang Siap Memanjakan Lidah!

Sumber: