Pemkot PGA

Sejarah Berdarah Inilah Jejak Kelam Westerling yang Masih Membekas di Sulawesi

Sejarah Berdarah Inilah Jejak Kelam Westerling yang Masih Membekas di Sulawesi

--

Ia datang ke desa-desa dengan konvoi bersenjata, mengumpulkan penduduk di lapangan terbuka. 

BACA JUGA:Museum Way Kambas: Menelusuri Jejak Sejarah Konservasi Gajah dan Keanekaragaman Hayati di Lampung!

Ia memanggil satu-satu nama berdasarkan informasi dari mata-mata lokal, atau tuduhan tanpa bukti. 

Mereka yang dituduh, langsung ditembak di tempat. 

Tanpa pengadilan, Tanpa pembelaan,Tubuh-tubuh tergeletak di tengah sawah, kadang di bawah tatapan keluarga mereka sendiri.

Beberapa versi menyebut, Westerling bahkan memberi waktu beberapa menit bagi keluarga untuk berdoa sebelum eksekusi, Seolah rasa kemanusiaan masih tersisa. 

BACA JUGA:Sejarah Museum Transmigrasi: Jejak Perjuangan dan Integrasi Sosial di Tanah Lampung!

Perlawanan tentu ada. 

Tapi senjata rakyat bukan tandingan peluru serdadu. 

Para pejuang lokal hanya bersenjatakan kelewang, bambu runcing, atau bedil tua peninggalan Jepang. 

Gerilya menjadi satu-satunya harapan. 

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Candi Gampingan: Jejak Peradaban Mataram Kuno yang Tersembunyi di Tengah Alam Yogyakarta!

Tapi pasukan Westerling bergerak terlalu cepat, dan terlalu terorganisir. 

Mereka bukan tentara biasa, Mereka adalah algojo berseragam, didukung penuh oleh sisa kekuatan kolonial Belanda yang ingin kembali bercokol.

Angka pasti korban pembantaian Westerling masih menjadi perdebatan hingga kini. Pemerintah Belanda mengakui 400-an jiwa tewas. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait