Tari Lenso: Warisan Budaya Timur Indonesia yang Sarat Makna Persahabatan dan Kehangatan
Tari Lenso: Warisan Budaya Timur Indonesia yang Sarat Makna Persahabatan dan Kehangatan-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Tarian ini bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan simbol kebersamaan, kegembiraan, dan warisan budaya yang masih dijaga hingga saat ini.
Asal Usul Nama “Lenso”
Istilah lenso berasal dari kata dalam bahasa Portugis, “lenço”, yang berarti sapu tangan. Kata ini kemudian diserap ke dalam bahasa Melayu dan digunakan oleh masyarakat di wilayah timur Indonesia—khususnya daerah yang pernah dipengaruhi oleh kebudayaan Eropa pada masa kolonial.
Pada abad ke-16 hingga ke-17, kawasan Maluku dan sekitarnya menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang ramai dikunjungi bangsa Portugis, Belanda, dan Spanyol.
Karena itu, masuknya istilah “lenso” merupakan salah satu bukti nyata terjadinya percampuran budaya antara masyarakat lokal dan bangsa Eropa.
BACA JUGA:Manfaat Kunyit Asam untuk Kesehatan: Rahasia Tradisional untuk Tubuh Sehat dan Bugar!
BACA JUGA:Manfaat Daging Kelinci bagi Kesehatan: Sumber Protein Rendah Lemak yang Kaya Nutrisi!
Fungsi Tari Lenso di Masa Lalu
Pada awalnya, Tari Lenso menjadi bagian penting dalam upacara adat dan kegiatan sosial masyarakat. Tarian ini biasanya dipentaskan dalam acara panen raya, pesta syukuran, maupun perayaan keagamaan.
Dalam pertunjukannya, penari pria dan wanita tampil berpasangan sambil mengayunkan atau melempar sapu tangan sebagai lambang ajakan, ketertarikan, atau persahabatan. Gerakannya yang lincah dan penuh semangat menggambarkan suasana gembira, keakraban, serta nilai persaudaraan.
Terkadang, penonton juga diajak ikut menari, menjadikannya sebagai sarana mempererat hubungan sosial di tengah masyarakat.
Perkembangan Tari Lenso
Kini, Tari Lenso tidak lagi terbatas pada kegiatan adat semata. Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai ajang nasional maupun festival budaya internasional sebagai representasi kekayaan seni dari Indonesia Timur.
Dalam perkembangannya, Tari Lenso mengalami sejumlah penyesuaian, seperti perpaduan dengan musik modern dan kostum yang lebih variatif. Meski begitu, sapu tangan tetap menjadi elemen utama yang tidak pernah ditinggalkan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
