Pemkot PGA

Kisah Epik Ciung Wanara: Dari Pertarungan Takhta hingga Warisan Budaya Tanah Sunda

Kisah Epik Ciung Wanara: Dari Pertarungan Takhta hingga Warisan Budaya Tanah Sunda

Kisah Epik Ciung Wanara: Dari Pertarungan Takhta hingga Warisan Budaya Tanah Sunda-Foto: net -

Dalam pertandingan itu, ayam milik Ciung Wanara keluar sebagai pemenang. Kemenangan tersebut menarik perhatian banyak orang dan menjadi awal terbukanya kebenaran tentang siapa dirinya sebenarnya.

Setelah melalui berbagai peristiwa dan intrik, identitas Ciung Wanara sebagai putra raja yang sah akhirnya terungkap, sekaligus membongkar kejahatan Aria Kebonan dan Dewi Pangrenyep.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Tambora: Letusan Dahsyat yang Mengubah Dunia!

Akhir Kisah: Keadilan dan Perdamaian

Setelah kebenaran diketahui, Ciung Wanara tidak menggunakan kekerasan untuk membalas dendam. Ia memilih jalan damai dengan tetap menegakkan keadilan

Aria Kebonan dijatuhi hukuman, sedangkan Dewi Pangrenyep diasingkan dari kerajaan. Ciung Wanara kemudian diangkat menjadi raja sah di Kerajaan Galuh.

Sebagai bentuk kebijaksanaan, ia juga menghormati hak saudara tirinya atas tahta kerajaan. Oleh karena itu, ia membagi wilayah kekuasaan menjadi dua bagian, dengan Sungai Citanduy sebagai batasnya.

Pembagian tersebut diyakini sebagai awal terbentuknya dua kerajaan besar di Tatar Sunda, yaitu Galuh dan Pajajaran.

BACA JUGA:Sejarah Jembatan Cirahong: Ikon Peninggalan Kolonial di Perbatasan Tasikmalaya dan Ciamis!

Nilai dan Makna Budaya

Kisah Ciung Wanara tidak hanya menyajikan legenda kepahlawanan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting seperti kejujuran, keberanian, keadilan, dan kesetiaan.

Cerita ini mencerminkan pandangan hidup masyarakat Sunda tentang pentingnya menegakkan kebenaran tanpa harus menumpahkan darah serta menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.

Sungai Citanduy, yang menjadi bagian penting dari kisah ini, hingga kini dianggap memiliki nilai simbolis dan dijaga kelestariannya oleh masyarakat Ciamis.

Warisan yang Tetap Hidup

Hingga saat ini, legenda Ciung Wanara masih menjadi bagian penting dari identitas budaya Sunda. Kisah ini terus diajarkan di sekolah, dipentaskan dalam seni tradisional seperti wayang golek dan sandiwara rakyat, serta diadaptasi ke dalam berbagai karya sastra dan film.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait