Menelusuri Sejarah Prau: Kapal Tradisional Nusantara yang Sarat Makna dan Nilai Budaya!

Salah satu ciri khas prau adalah bentuknya yang ramping dengan ujung yang lancip di kedua sisi.

Desain ini membuatnya mampu bergerak cepat dan lincah di perairan, baik laut maupun sungai.

Prau tradisional biasanya dibuat dari kayu ringan seperti kayu nangka, jati, atau kelapa, yang tahan terhadap air asin dan mudah dibentuk.

BACA JUGA:Sejarah Candi Cangkuang: Candi Hindu Tertua di Tatar Sunda yang Menjadi Simbol Toleransi Budaya!

Prau memiliki berbagai ukuran dan fungsi. Ada prau kecil yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan di pesisir, dan ada pula prau besar yang digunakan untuk pelayaran jarak jauh.

Beberapa jenis prau bahkan dilengkapi dengan layar segitiga atau persegi panjang yang terbuat dari anyaman daun lontar atau kain tenun.

Kapal jenis ini dikenal sangat efisien dalam menangkap angin, sehingga dapat melaju tanpa bantuan mesin.

Peran Prau dalam Sejarah Maritim Nusantara

Dalam sejarah Nusantara, prau memegang peranan penting sebagai alat transportasi utama bagi masyarakat pesisir.

BACA JUGA:Sejarah Candi Prambanan: Jejak Kejayaan Hindu dan Legenda Abadi di Tanah Jawa!

Pada masa kejayaan kerajaan maritim seperti Majapahit, prau digunakan untuk menjalin hubungan dagang dengan wilayah Asia Tenggara, Tiongkok, dan bahkan India.

Melalui prau-prau inilah rempah-rempah dari Maluku, kain dari Jawa, dan emas dari Sumatra tersebar ke berbagai belahan dunia.

Selain berdagang, prau juga digunakan untuk kepentingan militer. Beberapa catatan kuno menggambarkan bagaimana armada prau Majapahit digunakan untuk menaklukkan wilayah-wilayah di sekitar Nusantara.

Bentuknya yang cepat dan mudah dikendalikan menjadikannya pilihan ideal untuk manuver di perairan dangkal maupun terbuka.

BACA JUGA: Sejarah Menarik Gunung Dempo Sumatera Selatan, Yang Wajib Kalian Tau!

Sumber: