Pemkot PGA

Kisah Angker Gunung Papandayan: Dari Keindahan Alam hingga Cerita Mistis yang Menegangkan!

Kisah Angker Gunung Papandayan: Dari Keindahan Alam hingga Cerita Mistis yang Menegangkan!

Kisah Angker Gunung Papandayan: Dari Keindahan Alam hingga Cerita Mistis yang Menegangkan!-Foto: net -

Tak lama kemudian, Tongki pergi ke semak-semak untuk buang air kecil dan melihat sosok wanita berpakaian putih melayang di antara pepohonan.

Ia ketakutan dan berlari kembali ke tenda. Kisah ini menjadi peringatan bagi para pendaki untuk tidak sembarangan berbicara atau bertindak di alam terbuka.

3. Hutan Mati: Keindahan dengan Latar Tragedi

Hutan Mati adalah area ikonik di Gunung Papandayan. Batang pohon kering tanpa daun yang berdiri di antara kabut menciptakan suasana mistis sekaligus menawan.

Kawasan ini terbentuk akibat letusan dahsyat Gunung Papandayan pada 11–12 Agustus 1772, yang menewaskan sekitar tiga ribu penduduk dari empat desa sekitar.

Letusan juga menghanguskan seluruh vegetasi, meninggalkan batang pohon yang kini menjadi simbol kehancuran sekaligus keindahan alam.

Meski menyeramkan, Hutan Mati menarik wisatawan karena pemandangannya yang unik, dipenuhi pohon cantigi hitam dan kabut tipis di jalur pendakian.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Tambora: Letusan Dahsyat yang Mengubah Dunia!

4. Larangan dan Pantangan Saat Mendaki

Seperti gunung lain di Indonesia, Papandayan memiliki aturan tak tertulis yang dipercaya harus dipatuhi pendaki.

Pendaki dianjurkan bersikap sopan, tidak berkata kasar, dan menghormati alam sekitar.

Salah satu pantangan adalah saat angin kencang menerpa. Pendaki disarankan berhenti sejenak hingga angin mereda

. Pernah terjadi rombongan yang mengabaikan hal ini, dan tak lama kemudian hujan deras mengguyur mereka, menyulitkan perjalanan.

Kisah ini dianggap sebagai peringatan agar manusia menghormati kekuatan alam dan makhluk penunggu gunung.

Gunung Papandayan memikat karena kombinasi antara panorama alam, sejarah letusan yang dahsyat, dan cerita mistis yang menegangkan. Bagi pendaki, gunung ini bukan hanya tempat menaklukkan ketinggian, tetapi juga ruang untuk belajar kerendahan hati dan menghargai alam.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait