Mengenal Jubleg: Simbol Tradisi dan KearifJubleg, Alat Tradisional Tumbuk Padi
Mengenal Jubleg: Simbol Tradisi dan KearifJubleg, Alat Tradisional Tumbuk Padi-Foto: net -
Jubleg tidak hanya alat pertanian, tetapi juga bagian dari kehidupan sosial dan budaya. Penumbukan padi biasanya dilakukan secara gotong royong, terutama oleh perempuan, dan menjadi momen silaturahmi antarwarga.
Di Bali, bunyi penumbukan “dug dug plak dug dug plak” dianggap membawa nuansa harmoni dan sering dimanfaatkan dalam ritual atau upacara adat.
Di Jawa, kegiatan tumbuk lesung juga terkait dengan tradisi menyambut bulan Maulid Nabi atau merayakan panen yang melimpah. Tradisi ini menunjukkan bahwa jubleg lebih dari sekadar alat—ia juga mencerminkan kehidupan spiritual dan sosial masyarakat.
Keberlanjutan Tradisi
Seiring berkembangnya teknologi, mesin penggiling modern mulai menggantikan peran jubleg. Kini, keberadaan alat ini semakin langka dan hanya bisa ditemui di desa terpencil, rumah adat, atau museum.
BACA JUGA:Tren Kuliner 2025: 7 Jajanan Hits yang Lagi Digandrungi Anak Muda
Namun, beberapa komunitas adat dan pegiat budaya berusaha melestarikan jubleg melalui pelatihan, festival budaya, dan pertunjukan seni.
Di tempat wisata budaya tertentu, pengunjung bahkan dapat mencoba menumbuk padi dengan jubleg, sebagai sarana edukasi tentang kehidupan agraris tradisional.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
