Peran Vital Sungai Kuning dalam Membentuk Peradaban Tiongkok
Peran Vital Sungai Kuning dalam Membentuk Peradaban Tiongkok-Foto: net -
Dinasti Shang menggantikan Xia sekitar 1600 SM, tetap berpusat di lembah Sungai Kuning.
Dengan tanah yang subur, budaya Shang berkembang dalam seni, ramalan, dan sistem pemerintahan.
Beberapa tokoh besar, termasuk filsuf Konfusius, lahir di wilayah ini, menunjukkan betapa pentingnya sungai ini bagi budaya Tiongkok.
Kaisar Qin Shi Huangdi (221 SM) menyatukan kerajaan-kerajaan yang berseteru dan membangun kanal Cheng-Kuo untuk irigasi, meski kanal ini cepat tersumbat oleh lumpur Sungai Kuning setelah kematiannya.
Sungai Kuning di Abad Pertengahan
Pada Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan (923 M), Sungai Kuning digunakan dalam strategi militer, tetapi juga menimbulkan bencana.
Sungai ini sering mengalami pendangkalan dan perubahan arah, merusak desa serta lahan pertanian. Pada 1642, percobaan mengalihkan sungai untuk menyerang musuh mengakibatkan tragedi di Kaifeng, menewaskan hampir 300.000 orang.
BACA JUGA:Pulau Pandan: Surga Alam dengan Jejak Sejarah Belanda di Sumatera Barat
BACA JUGA: Jejak Peradaban Hindu di Sumatera Selatan: Sejarah dan Keunikan Candi Bumi Ayu
Era Modern dan Banjir Besar
Perubahan aliran Sungai Kuning pada abad ke-19 memicu pemberontakan Taiping. Banjir pada 1887 menewaskan sekitar 900.000–2 juta orang, dan pada 1931 banjir tercatat menelan korban 3,7–4 juta jiwa, menjadi salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah manusia.
Pemerintah Mao Zedong kemudian melancarkan proyek besar pengendalian banjir. Setelah 1949, tanggul dan sistem pengendalian dibangun untuk menahan aliran Sungai Kuning dan Sungai Yangtze.
Saat ini, meski masih berpotensi menimbulkan banjir, sungai ini tidak lagi menimbulkan kerusakan masif seperti masa lalu.
Sungai Kuning tetap menjadi pusat peradaban Tiongkok. Air dan tanah suburnya menopang pertanian dan populasi, namun juga mengingatkan manusia akan kekuatan alam yang bisa berbalik menjadi bencana.
Sungai ini merupakan simbol kehidupan sekaligus kehancuran, membentuk sejarah dan budaya Tiongkok selama ribuan tahun.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
