Pemkot PGA

Menapaki Sejarah di Benteng Patua Tomia: Warisan Penjajahan Belanda yang Sarat Nilai Budaya

Menapaki Sejarah di Benteng Patua Tomia: Warisan Penjajahan Belanda yang Sarat Nilai Budaya

Menapaki Sejarah di Benteng Patua Tomia: Warisan Penjajahan Belanda yang Sarat Nilai Budaya-Foto: net -

BACA JUGA:Sejarah dan Cerita Mistis Gunung Urug: Desa yang Terkubur Waktu

Beberapa bangunan lain juga masih dapat ditemui, seperti Baluara (tempat pelantikan), lia oko’a (rumah persembunyian), lia kie’a (tempat menenun tikar), serta gerbang penting seperti Pintu Lima dan Lawa Liku Sofa.

Arsitektur dan Keunikan

Benteng ini dibangun dengan dinding batu karang setinggi 2,5 hingga 6 meter, dengan ketebalan rata-rata 2,5 meter. Ruang-ruangnya tersusun rapi, mencerminkan keahlian masyarakat dalam membangun struktur pertahanan.

Untuk mencapai pusat benteng di puncak bukit, pengunjung harus melalui ratusan anak tangga. Dari titik inilah masyarakat pada masa lalu melakukan pengawasan sekaligus merancang strategi menghadapi ancaman luar.

BACA JUGA:Benarkah Sejarah Itu Penuh Rekayasa Para Pemenang?

BACA JUGA:Mengenal Gunung Sumantri: Simbol Kejayaan dan Warisan Sejarah di Tanah Papua

Warisan Sejarah dan Wisata Budaya

Kini, Benteng Patua Tomia tidak hanya berfungsi sebagai situs sejarah, tetapi juga sebagai simbol ketangguhan masyarakat Wakatobi.

Dengan nilai historis, arsitektur unik, serta keindahan panorama yang ditawarkan, benteng ini menjadi salah satu destinasi wisata budaya dan sejarah yang patut dikunjungi di Sulawesi Tenggara.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait