Pemkot PGA

Menelusuri Tradisi Suku Naulu di Tengah Modernitas

Menelusuri Tradisi Suku Naulu di Tengah Modernitas

Menelusuri Tradisi Suku Naulu di Tengah Modernitas-Foto: net -

PAGARALAMPOS.COM - Kabupaten Maluku Tengah, dengan pusat pemerintahan di Masohi, tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga memiliki kekayaan budaya melalui Taman Nasional Manusela.

Wilayah ini dihuni oleh berbagai suku, yang meskipun kini banyak terpengaruh budaya modern, tetap menjaga sejumlah tradisi lama.

Kehidupan mereka kini sudah terjangkau listrik, dan sebagian besar masyarakat bahkan menempuh pendidikan hingga jenjang universitas.

Meski demikian, istilah ‘terasing’ masih kerap digunakan karena sejumlah tradisi kuno tetap dilestarikan.

Di antara suku-suku tersebut, Suku Huaulu menghuni bagian utara Pulau Seram, sementara Suku Naulu berada di selatan.

BACA JUGA:Benarkah Sejarah Itu Penuh Rekayasa Para Pemenang?

BACA JUGA:Mengenal Gunung Sumantri: Simbol Kejayaan dan Warisan Sejarah di Tanah Papua

Kedua suku ini memiliki akar sejarah yang sama; menurut cerita nenek moyang mereka berasal dari satu garis ayah, tetapi berbeda ibu, sehingga mereka berpisah dan membentuk dua komunitas berbeda.

Kesamaan mereka terlihat pada sejumlah tradisi, misalnya penggunaan kain merah yang disebut kain berang oleh setiap pria dewasa dalam suku masing-masing.

Suku Naulu lebih dikenal luas dan menetap di selatan Pulau Seram, khususnya di kawasan Dua Negeri atau Dusun Sepa dan Nuanea.

Dusun Sepa memiliki akses lebih dekat dengan modernitas, sehingga kehidupan masyarakat di sana cenderung lebih maju.

Dusun ini terdiri dari lima komunitas, yaitu Bonara, Naulu Lama, Hauwalan, Yalahatan, dan Rohua.

BACA JUGA:Gunung Sumantri: Jejak Sejarah dan Kisah Kepahlawanan di Atap Papua

BACA JUGA:Sejarah dan Cerita Mistis Gunung Urug: Desa yang Terkubur Waktu

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: