Mengungkap Sejarah dan Keunikan Upacara Tabuik di Pariaman
Mengungkap Sejarah dan Keunikan Upacara Tabuik di Pariaman-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Upacara Tabuik merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat, khususnya di daerah Pariaman.
Tradisi ini berlangsung setiap tanggal 1 hingga 10 Muharam, bertepatan dengan Tahun Baru Islam dan peringatan Hari Asyura.
Asal Usul Tabuik
Kata tabuik berasal dari tabut, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti peti atau wadah anyaman bambu.
Dalam konteks tradisi, tabut merujuk pada perarakan yang menggambarkan kisah gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Husain bin Ali, pada Perang Karbala.
Seiring waktu, penyebutannya berubah menjadi tabuik menyesuaikan dengan dialek lokal yang mengganti huruf “t” di akhir kata menjadi “k”.
BACA JUGA:Pixel 10 Pro Fold Siap Meluncur, HP Lipat Google dengan Teknologi Terkini
Upacara ini merupakan bentuk penghormatan terhadap Husain bin Ali yang syahid karena menolak membaiat Yazid bin Muawiyah, penguasa Bani Umayyah yang dianggap menyimpang dari nilai-nilai Islam.
Walaupun pertempuran tersebut kecil dari sisi jumlah pasukan, dampaknya besar karena melibatkan keluarga Nabi.
Pengorbanan Husain kemudian dikenang dengan gelar Sayyid al-Syuhada (pemimpin para syuhada).
Makna Upacara Tabuik
Bagi masyarakat Pariaman, Tabuik bukan sekadar tradisi, tetapi juga simbol duka mendalam atas gugurnya Husain bin Ali.
Ritual ini menjadi pengingat tentang pentingnya keberanian menegakkan kebenaran meski harus berhadapan dengan penguasa zalim.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
