Suku Aru dan Warisan Bahari: Menyingkap Sejarah Peradaban Tua di Ujung Timur Nusantara
Suku Aru dan Warisan Bahari: Menyingkap Sejarah Peradaban Tua di Ujung Timur Nusantara-Foto: net -
Upacara adat seperti malawei menjadi bagian penting dari kebudayaan mereka.
BACA JUGA:Mengungkap Manfaat Kacang Almond bagi Kesehatan Tubuh: Dari Jantung Sehat hingga Otak Cerdas!
Ritual ini merupakan bentuk penghormatan terhadap leluhur dan laut sebagai sumber kehidupan. Musik tradisional, tarian khas, serta syair-syair kuno menjadi unsur utama dalam perayaan tersebut.
Peran dalam Perdagangan Maritim Kuno
Pada masa silam, Kepulauan Aru dikenal sebagai penghasil komoditas bernilai tinggi seperti mutiara, teripang (tripang), dan burung cenderawasih.
Produk-produk ini sangat diminati pedagang dari Tiongkok dan Timur Tengah, menjadikan Aru bagian dari jalur perdagangan Asia Tenggara sejak abad ke-13.
Catatan dari penjelajah Portugis dan Belanda pada abad ke-16 pun mencatat keberadaan masyarakat Aru sebagai pelaut andal yang turut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan.
Bahkan pada masa kolonial, Kepulauan Aru menjadi wilayah sengketa antara Kesultanan Tidore dan VOC Belanda.
BACA JUGA:Inilah 7 Manfaat Buah Mengkudu untuk Kesehatan Secara Alami!
Dampak Kolonialisme dan Perkembangan Agama
Kedatangan bangsa Eropa membawa perubahan besar bagi masyarakat Aru.
Tidak hanya dari sisi ekonomi dan kekuasaan, tetapi juga dalam sistem kepercayaan. Misionaris Belanda memperkenalkan ajaran Kristen yang kemudian tersebar luas di komunitas Aru.
Namun, sebagian masyarakat masih mempertahankan kepercayaan animisme yang telah dianut secara turun-temurun.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
