Mengenal Bukit Karst: Harta Alam Berusia Jutaan Tahun yang Terancam Hilang
Mengenal Bukit Karst: Harta Alam Berusia Jutaan Tahun yang Terancam Hilang-Foto: net -
BACA JUGA:Sejarah Danau Ranau: Keindahan Alam dan Warisan Geologi di Perbatasan Sumatera Selatan dan Lampung
BACA JUGA:Rekomendasi Wisata Pekanbaru: Menjelajahi Pesona Alam, Budaya, dan Sejarah di Ibu Kota Riau!
Karst dalam Kehidupan Budaya Lokal
Bagi banyak masyarakat adat, bukit karst memiliki nilai spiritual yang mendalam. Gua dan tebing batu kerap dijadikan lokasi untuk upacara adat, pemakaman leluhur, hingga tempat meditasi.
Contohnya di Tana Toraja, tebing-tebing karst dijadikan sebagai tempat penyimpanan peti jenazah dalam tradisi pemakaman khas mereka.
Sementara di Pegunungan Sewu, gua-gua karst pernah dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian di masa konflik dan penjajahan.
Ancaman Serius bagi Kawasan Karst
Seiring dengan pesatnya pembangunan dan aktivitas industri, kawasan karst kini berada dalam kondisi yang semakin terancam.
Penambangan batu kapur, pembangunan infrastruktur, dan alih fungsi lahan menjadi perkebunan atau kawasan industri telah mempercepat kerusakan alam karst yang sebetulnya sangat rapuh.
BACA JUGA:Mengenal Bukit Ketapang: Catatan Sejarah Perjuangan dan Pesona Alam yang Memikat
BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Gunung Sibuatan: Jejak Alam, Mitologi, dan Pesona di Puncak Sumatera Utara!
Kerusakan ini bisa berdampak besar, termasuk terganggunya keseimbangan air tanah, hilangnya habitat flora dan fauna langka, hingga meningkatnya risiko bencana ekologis seperti banjir dan kekeringan.
Upaya Perlindungan dan Peran Global
Beberapa kawasan karst di Indonesia telah mendapatkan pengakuan internasional. Salah satunya adalah Gunung Sewu yang kini tercatat dalam jaringan UNESCO Global Geopark.
Pengakuan ini diharapkan mendorong pendekatan pelestarian yang berkelanjutan, baik melalui pendidikan, konservasi lingkungan, maupun pengembangan wisata berbasis ekologi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
