Mengenal Bukit Karst: Harta Alam Berusia Jutaan Tahun yang Terancam Hilang
Mengenal Bukit Karst: Harta Alam Berusia Jutaan Tahun yang Terancam Hilang-Foto: net -
Kepercayaan Tradisional dan Upacara Adat
Dalam kehidupan spiritualnya, Suku Kayan menganut sistem kepercayaan yang berpusat pada alam dan leluhur.
Seorang dukun atau dayong dipercaya mampu menjadi perantara antara manusia dan roh, serta berperan penting dalam penyembuhan dan ritual adat.
Meskipun sebagian masyarakat Kayan kini memeluk agama Kristen atau Islam, nilai-nilai adat masih dijaga.
Tradisi ini terlihat dalam berbagai upacara penting seperti pernikahan, pemakaman, dan panen raya.
Dinamika Sejarah dan Tantangan
Pada masa penjajahan, masyarakat Kayan menghadapi berbagai tekanan, termasuk eksplorasi sumber daya alam oleh pihak luar.
BACA JUGA:Mengenal Bukit Ketapang: Catatan Sejarah Perjuangan dan Pesona Alam yang Memikat
BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Gunung Sibuatan: Jejak Alam, Mitologi, dan Pesona di Puncak Sumatera Utara!
Sebagian kelompok melawan, sementara yang lain menjalin hubungan dagang demi bertahan hidup. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mulai membuka akses pendidikan dan kesehatan di wilayah mereka.
Namun, pembangunan modern membawa tantangan baru seperti penggundulan hutan, pergeseran budaya, dan kehilangan tanah adat.
Pelestarian Budaya di Tengah Arus Zaman
Meski terdesak oleh arus modernisasi, komunitas Kayan tetap berupaya menjaga warisan budaya mereka. Berbagai festival adat, baik di Indonesia maupun Malaysia, menjadi ruang ekspresi budaya seperti seni tari, musik tradisional (sape), dan kerajinan tangan.
Anak muda dari komunitas Kayan kini berada di persimpangan antara dunia modern dan adat.
BACA JUGA:Makna dan Sejarah Rumah Baileo sebagai Pusat Tradisi dan Identitas Maluku
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
