Pemkot PGA

Apakah Candi Sari Sleman Sekedar Asrama Suci Para Leluhur Jawa atau Jejak Peradaban Jawa Kuno?

Apakah Candi Sari Sleman Sekedar Asrama Suci Para Leluhur Jawa atau Jejak Peradaban Jawa Kuno?

Apakah Candi Sari Sleman Sekedar Asrama Suci Para Leluhur Jawa atau Jejak Peradaban Jawa Kuno?-pagaralam pos-kolase

PAGARALAMPOS.COM - Di sudut tenang Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, berdiri sebuah candi kuno yang kerap luput dari perhatian wisatawan arus utama. Namanya Candi Sari Sleman,  bangunan tua yang menyimpan lebih dari sekadar keindahan arsitektupeninggalan Buddha Mahayana. Di balik dinding batunya yang senyap, tersimpan pertanyaan mendalam: apakah Candi Sari hanya tempat tinggal para biksu, ataukah ia pernah menjadi pusat studi peradaban spiritual dunia?

BACA JUGA:Menguak Sejarah Makam Sunan Muria: Warisan Spiritual di Lereng Gunung Kudus!

Di Dusun Bendan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan disini letak Candi Sari. Dibangun sekitar abad ke-8 Masehi, pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran dari Dinasti Syailendra, candi ini diduga merupakan vihara atau tempat tinggal para biksu. Hal ini didasarkan pada isi Prasasti Kalasan yang menyebutkan pembangunan sebuah bangunan suci dan tempat hunian bagi para pendeta Buddha atas permintaan guru kerajaan.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Suku Buol: Warisan Budaya dan Peradaban dari Ujung Utara Sulawesi!

Berbeda dengan banyak candi lain di Jawa yang berfungsi utama sebagai tempat pemujaan, Candi Sari justru memiliki desain unik berupa bangunan bertingkat dua.

Di dalamnya terdapat sejumlah bilik yang menyerupai ruang tidur atau ruang meditasi. Denah bangunan ini menyerupai biara atau asrama spiritual, memperkuat dugaan bahwa candi ini digunakan untuk pembelajaran agama, bukan semata ritual.

BACA JUGA:Sejarah Suku Ogan: Warisan Budaya dari Hulu Sungai Ogan!

Sejumlah ahli sejarah dan arkeologi, termasuk mendiang Dr. R. Soekmono, mengemukakan bahwa bentuk arsitektur Candi Sari sangat mungkin dipengaruhi oleh vihara di India dan Asia Tengah. Kemiripan ini bukan kebetulan. Pada masa itu, nusantara merupakan bagian dari jalur pelayaran dan perdagangan internasional, termasuk dalam jaringan penyebaran ajaran Buddha Mahayana.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Kawah Putih: Pesona Alam dari Letusan Gunung Patuha!

Lebih menarik lagi, seorang biksu Tiongkok ternama bernama I-Tsing (Yi Jing) dalam catatannya pada abad ke-7 menyebut bahwa wilayah di Sumatra dan Jawa telah menjadi tempat belajar para biksu dari Tiongkok dalam perjalanan mereka ke India. Catatan ini memperkuat dugaan bahwa nusantara, termasuk Jawa, pernah menjadi pusat pembelajaran keagamaan berskala internasional.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Makam Sunan Giri: Jejak Perjuangan Wali dalam Penyebaran Islam di Nusantara!

Beberapa peneliti independen bahkan berspekulasi lebih jauh. Mereka menyebut pulau Jawa, termasuk kawasan Sleman, sebagai pusat spiritual kuno yang disebut-sebut dalam legenda sebagai tempat "bergurunya dunia". Teori ini memang belum dapat dibuktikan secara akademis, namun indikasi jaringan intelektual-spiritual yang kuat memang ada. Dari pengaruh India, relasi dengan Sriwijaya, hingga pola arsitektur yang menyiratkan pengetahuan teknik bangunan canggih untuk zamannya.

BACA JUGA:Sejarah Wali Songo dalam Menyebarkan Agama Islam di Tanah Jawa secara Damai dan Berbudaya!

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: