Sejarah Gunung Ambang: Pesona Alam dan Jejak Vulkanik di Bolaang Mongondow!
Sejarah Gunung Ambang: Pesona Alam dan Jejak Vulkanik di Bolaang Mongondow!-net:foto-
Yang mengubah lanskap kawasan sekitarnya dan memperkaya lapisan tanah dengan material vulkanik yang subur hingga saat ini.
Kawasan Cagar Alam dan Keanekaragaman Hayati
Kawasan ini mencakup sekitar 8.000 hektare hutan lindung yang memiliki nilai ekologi tinggi.
Di dalamnya hidup berbagai spesies flora dan fauna endemik Sulawesi, seperti burung maleo (Macrocephalon maleo), kuskus beruang Sulawesi, serta berbagai jenis anggrek langka dan tanaman obat.
Keunikan ekosistem hutan hujan tropis di sekitar Gunung Ambang membuatnya menjadi lokasi favorit bagi peneliti, pecinta alam, dan pengamat burung.
Jalur pendakian yang tersedia tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan, tetapi juga memberikan edukasi tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Suku Aneuk Jamee: Warisan Budaya Minangkabau di Tanah Rencong!
Hubungan dengan Budaya Lokal
Gunung Ambang juga memiliki tempat khusus dalam kehidupan masyarakat adat sekitar. Bagi sebagian suku Bolaang Mongondow, gunung ini dipercaya sebagai tempat keramat yang dijaga oleh roh-roh leluhur.
Dalam beberapa tradisi lisan, Ambang sering disebut sebagai titik pertemuan antara dunia manusia dan dunia roh.
Sehingga tidak jarang masyarakat melakukan ritual tertentu untuk meminta keselamatan atau keberkahan, terutama saat musim tanam dan panen.
Legenda rakyat menyebutkan bahwa di puncak gunung ini terdapat batu besar yang dipercaya sebagai “tempat duduk” para leluhur yang datang dari langit.
Mitos ini memperkuat kepercayaan masyarakat tentang sakralitas Gunung Ambang dan menjadikannya sebagai bagian dari identitas budaya lokal.
Potensi Wisata Alam dan Tantangannya
BACA JUGA:Sejarah Suku Pakpak: Jejak Leluhur, Kearifan Lokal, dan Perjuangan Budaya di Tanah Tapanuli!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
