Pemkot PGA

Menelusuri Sejarah Gunung Patuha: Antara Alam, Mitos, dan Jejak Vulkanik!

Menelusuri Sejarah Gunung Patuha: Antara Alam, Mitos, dan Jejak Vulkanik!

Menelusuri Sejarah Gunung Patuha: Antara Alam, Mitos, dan Jejak Vulkanik!-net: foto-

Junghuhn merasa tertarik dengan cerita masyarakat lokal yang mengatakan bahwa kawasan ini “angker” dan penuh larangan.

Mereka percaya bahwa burung yang terbang di atas kawah akan langsung jatuh mati.

Dibalik kepercayaan itu, Junghuhn justru menemukan fakta ilmiah yang menarik.

Ia menemukan bahwa bau belerang yang sangat kuat di sekitar kawah memang bisa mematikan bagi hewan yang terbang terlalu rendah.

Dari sinilah mulai dilakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut terhadap aktivitas vulkanik dan kandungan sulfur di kawah tersebut.

Jejak Sejarah Pertambangan Belerang

BACA JUGA:Keris Palembang hingga Siwar: Pusaka Senjata Tradisional Sumatera Selatan

Penemuan Junghuhn membuka jalan bagi aktivitas pertambangan belerang di Gunung Patuha.

Pada masa kolonial Belanda, kawasan ini dijadikan sebagai lokasi penambangan belerang, yang kemudian dikelola oleh pemerintah kolonial dan perusahaan swasta.

Aktivitas ini sempat dilanjutkan oleh Jepang pada masa pendudukan, bahkan Jepang mendirikan pabrik pemurnian belerang di sekitar area kawah.

Namun, seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, aktivitas pertambangan dihentikan.

Pemerintah Indonesia kemudian mengembangkan kawasan Kawah Putih sebagai objek wisata alam dan edukasi, yang tidak hanya menonjolkan keindahan lanskap, tetapi juga nilai sejarah dan geologinya.

Mitos dan Kepercayaan Lokal

Gunung Patuha bukan sekadar bentang alam biasa.

Masyarakat setempat menyimpan banyak cerita mistis yang berkembang turun-temurun.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait