Puri Saren Agung: Jejak Kejayaan Kerajaan Ubud yang Tetap Hidup dalam Tradisi dan Budaya Bali!
Puri Saren Agung: Jejak Kejayaan Kerajaan Ubud yang Tetap Hidup dalam Tradisi dan Budaya Bali!-net:foto-
Di dalam kompleks puri, terdapat pelinggih atau tempat pemujaan yang berada di bagian paling sakral, yaitu di arah kaja kangin (utara-timur), yang dianggap sebagai arah suci.
Sementara itu, ruang untuk menerima tamu atau pertemuan berada di bagian tengah, menunjukkan keterbukaan dan keramahtamahan sang raja.
Tempat Tinggal Keluarga Kerajaan
BACA JUGA:Sejarah Tugu MacArthur: Jejak Strategi Perang Dunia II di Puncak Ifar Gunung, Papua!
Hingga hari ini, Puri Saren Agung masih menjadi tempat tinggal keturunan keluarga kerajaan Ubud. Meskipun telah berganti zaman, keluarga bangsawan ini tetap mempertahankan tradisi dan peran budaya mereka.
Pada masa pemerintahannya, ia banyak membuka ruang bagi seniman lokal maupun mancanegara untuk berkolaborasi.
Dampaknya terasa hingga kini, menjadikan Ubud sebagai pusat seni rupa, tari, musik, dan sastra yang mendunia.
Daya Tarik Wisata Budaya
Wisatawan lokal maupun mancanegara datang tidak hanya untuk menikmati keindahan arsitekturnya, tetapi juga untuk menyaksikan pertunjukan seni tradisional Bali yang digelar di halaman puri setiap malam.
BACA JUGA:Sejarah Candi Agung Amuntai: Warisan Kerajaan Hindu di Kalimantan Selatan
Tari Legong, Barong, dan tari-tarian klasik lainnya ditampilkan dengan latar belakang puri yang diterangi lampu temaram, menciptakan suasana magis yang sulit dilupakan.
Pertunjukan ini menjadi cara efektif untuk menjaga keberlangsungan budaya sekaligus memperkenalkan warisan leluhur kepada generasi muda dan dunia luar.
Simbol Identitas dan Ketahanan Budaya
Di balik tembok-tembok tuanya, tersimpan semangat dan dedikasi masyarakat Ubud dalam menjaga warisan leluhur.
Tradisi tetap dijalankan, upacara adat masih rutin dilakukan, dan nilai-nilai luhur tetap diajarkan dari generasi ke generasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
