Sejarah Suku Bima: Jejak Budaya dan Perjalanan Masyarakat di Pulau Sumbawa!

Agama dan Kepercayaan

Mayoritas masyarakat Bima memeluk agama Islam yang telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan mereka.

Islam masuk ke wilayah Bima melalui jalur perdagangan dan dakwah sekitar abad ke-17. Sejak saat itu, nilai-nilai Islam berbaur dengan adat lokal sehingga membentuk sebuah tradisi religius yang khas.

BACA JUGA:Menelusuri Warisan Arsitektur: 3 Rumah Adat Bangka Belitung dan Nilai Budayanya yang Tetap Hidup

Meski demikian, beberapa kepercayaan dan praktik tradisional pra-Islam masih bertahan dan dipraktikkan dalam berbagai upacara adat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan alam sekitar.

Peran Suku Bima dalam Masa Modern

Memasuki era modern, suku Bima turut berperan dalam pembangunan daerah dan ikut serta dalam dinamika sosial politik di Nusa Tenggara Barat.

Masyarakat Bima telah beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan akar budaya mereka.

Pendidikan dan teknologi mulai merambah daerah ini, namun upacara adat dan tradisi tetap dirawat dengan baik.

Misalnya, perayaan hari besar Islam tetap diselenggarakan dengan penuh khidmat, bersanding dengan ritual adat yang menambah makna pada perayaan tersebut.

BACA JUGA:Kisah Sejarah Koteka: Jejak Tradisi Leluhur yang Menjadi Simbol Budaya Papua!

Suku Bima juga aktif dalam mempromosikan budaya mereka melalui berbagai festival dan acara seni, yang tidak hanya menguatkan identitas mereka sendiri tapi juga memperkenalkan budaya Bima ke panggung nasional dan internasional.

Tantangan dan Pelestarian Budaya

Tantangan terbesar bagi suku Bima adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian tradisi.

Globalisasi dan arus informasi yang cepat berpotensi mengikis nilai-nilai adat yang selama ini menjadi fondasi kuat masyarakat.

Sumber: