Pemkot PGA

Merdeka Tapi Belum Bebas Perang dan Diplomasi Indonesia 1945–1949

Merdeka Tapi Belum Bebas Perang dan Diplomasi Indonesia 1945–1949

--

Apalagi setelah Belanda menangkap Soekarno-Hatta dan menduduki Yogyakarta.

Dewan Keamanan PBB turun tangan Komisi Tiga Negara dibentuk, dengan Australia, Belgia, dan Amerika sebagai mediator Di sinilah diplomasi Indonesia semakin cemerlang.

Akhirnya, pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag tahun 1949, Belanda menyerah. Mereka setuju menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat. 

Meski ada kompromi dan pro-kontra, inilah tonggak penting berakhirnya perang.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Sindoro: Jejak Alam dan Peradaban di Tengah Jawa!

Revolusi 1945–1949 adalah bukti bahwa kemerdekaan bukan hadiah Ia adalah hasil dari darah, air mata, dan siasat cerdas. 

Ribuan rakyat gugur, banyak kota luluh lantak, dan ekonomi nyaris lumpuh. Tapi harga itu dibayar demi satu kata merdeka.

Revolusi ini membentuk DNA bangsa Indonesia Ia mengajarkan bahwa kemerdekaan adalah hak yang harus diperjuangkan, bukan dijemput dengan harapan dan doa semata.

Hari ini, kita menikmati buah dari revolusi itu. Tapi sejarahnya tidak boleh dilupakan. Ia harus terus diceritakan, ditulis ulang, dan dijaga agar generasi mendatang tahu bahwa Indonesia tidak lahir dari kompromi, tapi dari keberanian.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait