Kisah Nyata yang Lebih Gila dari Film Dari Penjara ke Istana Presiden
--
BACA JUGA:Detik-Detik Runtuhnya Tembok Berlin Ketika Sejarah Berubah Selamanya
Di balik jeruji besi, Mandela menjadi simbol perlawanan yang tak bisa dibungkam,
Pembebasannya telah menjadi ikon perjuangan hak asasi manusia di seluruh dunia, dan orang-orang di luar negeri terus menyuarakan hal ini.
Yang luar biasa, selama masa tahanan, Mandela tidak membiarkan kebencian tumbuh dalam dirinya.
Ia belajar bahasa Afrikaan, budaya lawan politiknya, dan mulai menanamkan ide bahwa perubahan sejati hanya bisa dicapai melalui dialog dan rekonsiliasi, bukan balas dendam.
BACA JUGA:Peperangan Terpanjang dalam Sejarah Dunia: Ada yang Bertahan Hingga 8 Abad?
Pada 11 Februari 1990, dunia menyaksikan momen yang tak terlupakan di mana Nelson Mandela keluar dari penjara dengan langkah tegas dan senyuman optimis.
Ia menginspirasi perdamaian daripada kemarahan. Kini dimulailah proses panjang menuju demokrasi. Empat tahun kemudian, pada 27 April 1994, pemilu demokratis pertama di Afrika Selatan melibatkan seluruh ras.
Apa hasilnya? Terpilihnya Nelson Mandela sebagai presiden kulit hitam pertama negara itu menandai berakhirnya era apartheid.
Nelson Mandela menghadapi banyak tantangan dalam tugasnya sebagai presiden, termasuk menyatukan bangsa yang terpisah, memperbaiki ekonomi yang tidak stabil, dan mengembalikan kepercayaan rakyat.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Patung Bayi di Sakah: Melestarikan Warisan dan Keunikan Budaya!
Namun, ia memilih jalan rekonsiliasi.
Pada awalnya dianggap sebagai representasi kekuasaan kulit putih, dia melakukan langkah simbolis dengan mendukung tim rugby nasional Afrika Selatan.
Lewat momen itu, Mandela menunjukkan bahwa penyembuhan bangsa dimulai dari penyatuan hati.
Ia juga hanya menjabat satu periode sebagai presiden, sebuah keputusan yang mencerminkan kerendahan hati dan tekadnya untuk membangun sistem demokrasi yang kuat, bukan sekadar mempertahankan kekuasaan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
