Menelusuri Jejak Sejarah Candi Lumbung: Warisan Arsitektur Buddha Abad ke-8 di Kawasan Prambanan!
Menelusuri Jejak Sejarah Candi Lumbung: Warisan Arsitektur Buddha Abad ke-8 di Kawasan Prambanan!-net:foto-
BACA JUGA:Kaya akan Keragaman Sejarah! Inilah 3 Bangunan Bersejarah di Indonesia yang Wajib Kamu Ketahui!
Sejarah Pembangunan
Diperkirakan Candi Lumbung dibangun pada abad ke-8 Masehi, pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra, yang dikenal sebagai pelindung agama Buddha.Dinasti ini juga mendirikan Candi Borobudur yang megah di Magelang.
Pembangunan Candi Lumbung kemungkinan besar dimaksudkan untuk memperkuat pengaruh agama Buddha di wilayah Mataram Kuno, sekaligus sebagai tempat suci bagi para biksu atau umat yang ingin bersembahyang.
Keberadaan Candi Lumbung menunjukkan bahwa pada masa itu, keberagaman agama telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jawa, dengan toleransi antara umat Hindu dan Buddha yang hidup berdampingan secara damai.
Arsitektur dan Ciri Khas
BACA JUGA:Sunan Gung Jati. Sosok Kharismatik Penyebar Ajaran Agama Islam di Jawa dan Peninggalannya
Candi induk di kompleks Lumbung memiliki denah berbentuk bujur sangkar dan menghadap ke timur, arah yang dipercaya sebagai arah suci dalam kepercayaan Buddha.
Candi ini dilengkapi dengan relung-relung yang dulunya digunakan untuk menempatkan arca-arca Buddha, meski kini sebagian besar arca tersebut telah hilang atau dipindahkan ke museum demi pelestarian.
Dinding-dinding candi dihiasi dengan ukiran dan ornamen khas Buddha seperti stupa kecil, motif teratai, serta relief dewa-dewi yang melambangkan kesucian dan kedamaian.
Meski tidak sebesar Candi Sewu, kompleks Lumbung menampilkan keseimbangan antara keindahan seni dan fungsi religiusnya.
Proses Restorasi
BACA JUGA:Penemuan Makam Emas dari Zaman Pra-Hispanik: Temuan Menarik di Taman Arkeologi El Caño
Seiring berjalannya waktu, Candi Lumbung sempat mengalami kerusakan akibat gempa bumi serta faktor usia Beberapa bagian candi runtuh dan bebatuan berserakan.
Namun, upaya pelestarian telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
