Pemkot PGA

Menelusuri Sejarah Dam Candi Limo: Dari Kejayaan Majapahit hingga Pengaruh Kolonial

Menelusuri Sejarah Dam Candi Limo: Dari Kejayaan Majapahit hingga Pengaruh Kolonial

Jejak Majapahit di Dam Candi Limo: Dari Peradaban Kuno hingga Masa Kolonial-Foto: net -

Pada era Majapahit, sistem pengairan dibangun untuk mengatur arus Sungai Landean dan Pikatan. Pintu air ini juga berperan dalam mencegah kekeringan di ibu kota Majapahit, terutama pada musim kemarau.

Bendungan ini sangat penting bagi kerajaan, sehingga raja menetapkannya sebagai tanah bebas pajak agar masyarakat menjaga dan merawatnya dengan baik. Namun, setelah Majapahit runtuh, pemeliharaan bendungan ini mulai terabaikan.

Karena konstruksinya yang berbahan bata merah, bangunan ini semakin rentan terhadap erosi akibat derasnya arus Sungai Landean.

BACA JUGA:Sejarah Gua Diah: Mengungkap Jejak Prasejarah di Pedalaman Nusantara!

BACA JUGA:Sejarah Gua Tewet: Mengungkap Warisan Seni Cadas Prasejarah di Kalimantan Timur!

Hal ini mendorong pemerintah kolonial Belanda untuk melakukan renovasi guna mendukung pertumbuhan industri gula di Jawa Timur.

Kontribusi NV Eschauzier Concern dalam Revitalisasi Dam

Revitalisasi Dam Candi Limo dilakukan oleh NV Eschauzier Concern, sebuah perusahaan Belanda yang dimiliki oleh Gerard Joachimus (GJ) Eschauzier.

Pada saat itu, perusahaan ini mengoperasikan pabrik gula Suiker Fabriek (PG) Dinoyo di Kecamatan Jatirejo.

Meskipun mengalami perubahan dan renovasi besar, arca Dewa Kala yang berada di dinding barat dam tetap dipertahankan.

BACA JUGA:Sejarah Gua Leang-Leang: Mengungkap Jejak Kehidupan Manusia Prasejarah di Sulawesi Selatan!

BACA JUGA:Sejarah Gua Harimau: Jejak Peradaban Purba dan Kehidupan Manusia Prasejarah di Sumatera Selatan!

Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai budaya dan kepercayaan masyarakat setempat.

Warisan Budaya yang Tetap Lestari

Dam Candi Limo bukan hanya sekadar infrastruktur pengairan yang mendukung pertanian dan pengelolaan air, tetapi juga menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah dan budaya lokal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait